Jakarta, Aktual.com – Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menilai pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bukan pertemuan biasa. Ada hal penting yang dibahas dua tokoh penting tersebut.

Salah satu isu penting yang disinyalir dibahas keduanya adalah mengenai status tersangka Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam kasus dugaan penistaan agama. Apalagi situai politik belakangan terus memanas terkait kasus tersebut.

“Saya menduga kunjungan Probowo ke Istana kali ini berkaitan dengan peta politik setelah Ahok ditetapkan sebagai tersangkaā€ˇ,” kata Adi kemarin, ditulis Senin (21/11).

Penetapan Ahok sebagai tersangka oleh penyidik Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri, sebenarnya bukan perkara mudah. Satu sisi dilihat publik karena terkait dengan pencalonan Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta.

Satu sisi lain, penetapan Ahok sebagai tersangka menjawab pertanyaan publik mengenai perlindungan secara politik dari pihak penguasa saat ini. Paling tidak, terbukanya proses penegakan hukum memperlihatkan hilangnya intervensi pemerintah.

Presiden tidak berdaya menghadapi penegakan hukum yang berkeadilan dari umat Islam, meski dengan demikian hubungannya dengan Ahok semakin merenggang.

“Dibalik ditetapkannya Ahok sebagai tersangka membuat hubungan Jokowi dan Ahok renggang. Jokowi tak berkutik dibrondong desakan umat Islam yang meminta Ahok ditangkap,” jelas Adi.

Pertemuan Jokowi dengan Prabowo, lanjut dia, patut diduga untuk mencari alternatif lain yang tidak menimbulkan gejolak politik. Yakni dengan mengurangi beban Presiden agar fokus menjalankan berbagai kebijakan pemerintah yang lebih luas.

“Pada titik inilah kemudian pertemuan kedua Jokowi dengan Prabowo di Istana kali ini bisa dibaca sebagai upaya untuk menjajal kemungkinan dukungan Istana ke Anies Baswedan. Ahok tak lagi jadi prioritas dukungan Istana,” demikian Adi.

Soemitro

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan