Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hanafi Rais menilai persoalan aksi 411 dan Pilkada adalah dua hal yang sangat berbeda. Karena itu, imbas dari protes masyarakat tak terlalu berdampak buruk terhadap elektabilitas partai-partai politik pendukung Ahok.
“Saya rasa persoalan aksi yang protes penistaan agama oleh Ahok beda dengan kasus pilkada DKI. Sehingga kalau dicampur adukkan kasus penistaan agama dengan aksi protes pilkada DKI, semakin tidak bersih melihatnya. Jadi harus dipisahkan. Toh kampanye tetap berjalan. Presiden juga sudah memahami,” ujar Hanafi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/11).
Menurut Hanafi, perlu diingat bahwa presiden sudah menyatakan sikap yang netral atas proses hukum yang telah menetapkan Ahok sebagai tersangka kasus penistaan agama. Dan sudah nenegaskan tidak mendukung siapapun. Sehingga, elektabilitas parpol pendukung Jokowi tak bisa diprediksi bakal anjlok karena terkena imbas mendukung Ahok.
“Ini kasusnya Ahok, ngapain presiden diseret-seret. Jadi Ahok aja yang diselesaikan oleh aparat dengan seadil-adilnya,” kata Wakil Ketua Komisi I ini.
Menyinggung sikap presiden yang tak bersedia menemui rakyat dalam aksi 411 lalu, dan berujung pada kekecewaan rakyat juga menjadi akar menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap Jokowi hingga Pilpres 2019, menurut Hanafi, hal tersebut masih sangat jauh. Yang terdekat hanyalah penyelesaian kasus hukum terhadap Ahok.
“Itu lebih jauh lagi. Biarkan orang menilai Pilpres 2019 itu nanti. Yang penting didepan mata, kasus Ahok ini mau diselesaikan semacam apa ?,” pungkasnya.[Nailin In Saroh]
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid