Pelemahan rupiah ini seiring dengan hasil Unggulnya Donald Trump dari Partai Republik dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) 8 November 2017 direspon negatif oleh para pelaku pasar. Mata uang Asia sebagian besar langsung melemah begitu Donald Trump memimpin perolehan suara dibandingkan calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta aparat penegak hukum segera menindak pelaku yang menyebarkan pesan hasutan untuk melakukan penarikan uang secara massal dari bank (rush money).

“Saya berharap mereka yang melakukan penghasutan seperti itu ditindak secara tegas karena melakukan suatu ancaman terhadap kepentingan masyarakat bersama,” kata Sri Mulyani di Jakarta, Senin (21/11).

Sri Mulyani menegaskan bahwa uang masyarakat yang disimpan di bank dijamin keamanannya sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.

Ia juga meminta masyarakat tidak ikut terpengaruh dengan ajakan melakukan aksi “rush money” tersebut yang dinilai justru akan merugikan bagi masyarakat sendiri.

“Sekali lagi, keamanan dari uang masyarakat yang ada di sistem perbankan adalah dijamin dan dijaga oleh pemerintah. Kita juga mengharapkan masyarakat juga menjaga dan menjaminnya,” ujarnya.

Sri Mulyani menekankan perbaikan situasi ekonomi dan stabilitas sangat penting, tidak hanya bagi segelintir kelompok, melainkan untuk masyarakat banyak.

“Keadaan ekonomi yang baik dan positif akan memberikan kesempatan kepada kita untuk memperbaiki kemakmuran rakyat dan memerangi kemiskinan,” katanya.

Sementara itu, lanjut Sri Mulyani, dalam situasi yang tidak kondusif dan tidak stabil, yang paling merugi dan akan paling besar terkena dampaknya ialah masyarakat miskin.

“Karena mereka (masyarakat miskin) vulnarable (rentan) sehingga apapun keyakinan kita, politik kita, agama kita, harus sangat peduli terhadap masyarakat kecil yang akan terkena akibat paling besar apabila tidak ada ketidakstabilan,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka