Jakarta, Aktual.com – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menginginkan Republik Indonesia memperkuat kerja sama perdagangan dengan Amerika Serikat setelah sosok Donald Trump terpilih menjadi presiden negara adidaya tersebut.
“Harus ada persiapan untuk memperkuat perdagangan dengan AS” kata Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Hipmi Bahlil Lahadalia kepada pers di Jakarta, Selasa (22/11).
Menurut dia, terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat akan membawa perubahan besar bagi perekonomian di negara tersebut dan industri manufaktur di negara-negara Asia Pasifik.
Dia juga berpendapat, Trump memiliki visi yang kuat untuk memperkuat ekonomi Amerika Serikat dengan mengembalikan industri manufaktur Amerika yang dibuka di negara-negara Asia Pasifik seperti China dan Vietnam.
Untuk itu, ujar dia, kepemimpinan Donald Trump diperkirakan juga akan menggairahkan investasi di Amerika.
“Caranya dia akan beri insentif fiskal dengan memangkas pajak korporasi dari 40 persen menjadi hanya 15 persen atau lebih rendah dari ‘corporate tax rate’ di China dan kawan-kawan,” papar Bahlil.
Ketum Hipmi juga mengatakan, Trump juga akan menarik diri dari pakta-pakta kerja sama perdagangan bebas seperti Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) dan Perjanjian Kemitraan Trans-Pasifik (TPP), serta akan menaikkan tarif impor produk asal Tiongkok dan Meksiko.
Bahlil menambahkan, dampak dari kebijakan tersebut diperkirakan akan membuat industri-industri manufaktur AS pulang kampung dan memperkuat industri domestiknya.
Positifnya, menurut dia, penguatan dan gairah ekonomi AS ini akan memperkuat sisi permintaan Amerika Serikat, termasuk impor.
“Sebab itu, Hipmi meminta pemerintah bersiap memperkuat dan mengekplorasi peluang ekspor apa yang berpeluang digarap pengusaha ke depan. Kami ingin lihat proyeksinya pasca-Trump terpilih,” kata Bahlil.
Bahlil mengatakan, kebijakan ekonomi Trump merupakan anti tesis dari kebijakan perdagangan bebas yang dibuat rezim-rezim sebelumnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan rencana proteksionisme yang sempat diutarakan oleh Donald Trump pada masa kampanye, bisa mempengaruhi kinerja pertumbuhan ekonomi pada 2017.
“Secara umum bisa mempengaruhi, kalau dia lebih proteksionis, karena ekspor ke sana akan lebih sedikit,” kata Darmin di Jakarta, Jumat (18/11).
Darmin mengakui kebijakan pembatasan arus barang tersebut bisa mempengaruhi kemampuan perdagangan internasional AS dengan negara berkembang seperti Tiongkok, Jepang maupun Indonesia.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arbie Marwan