Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menggagas sebuah rencana bernama “Nusantara Bersatu” pada 30 November 2016. (ilustrasi/aktual.com)
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menggagas sebuah rencana bernama “Nusantara Bersatu” pada 30 November 2016. (ilustrasi/aktual.com)

Bandung, Aktual.com – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmayanto mengatakan, ancaman yang saat ini mengincar Indonesia dilatarbelakangi energi.

“Jadi sekarang semua latar belakang atau sekitar 70 persen (ancaman dan konflik karena) energi. ISIS saja latar belakang energi, bukan bicara lagi ideologi atau agama,” kata dia saat menjadi pembicara utama pada “Seminar Nasional Peningkatan Ketahanan Bangsa untuk Menjaga Keutuhan NKRI”, di Universitas Padjadjaran Bandung, Rabu (23/11).

Terlebih, Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Ditambah, negara kepulauan terbesar di dunia dengan pantai terpanjang di dunia kedua yakni 95 juta kilometer.

“Indonesia itu kaya akan sumber daya alam yang melimpah dan bahkan Indonesia menjadi negara kepercayaan konsumen tertinggi nomor tiga di dunia.”

Tak hanya itu, potensi ancaman di Indonesia hadir dari berbagai aspek salah satunya ialah di wilayah Laut China Selatan dan perbatasan wilayah Australia dan wilayah Darwin, Australia hanya berjarak 90 km dari pulau terluar Indonesia yakni Masela.

“Kemudian ada Blok Masela punya kandungan gas dan minyak di bawah permukaan air laut. Segi jarak itu tidak terlalu jauh dengan Australia,” ujar dia.

Dia mengajak mahasiswa menjadi bagian untuk mencegah potensi-potensi ancaman yang bisa memecah belah persatuan bangsa Indonesia.

“Mari kita cegah hasutan, provokasi dan adu domba. Saya yakin keberadaan mahasiswa itu adalah bagian dari pemersatu bangsa Indonesia,” kata Gatot.

Dia mengatakan reformasi yang terjadi pada tahun 1998 bisa terjadi karena semangat para mahasiswa saat itu. “Dan sekarang ada ancaman terhadap negara, mahasiswa juga jadi pemersatu bangsa,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu