Jakarta, Aktual.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluhkan masih minimnya proyek jalan tol yang hingga kini dianggap belum terlalu banyak dibangun.
Bahkan kendati Indonesia termasuk negara awal yang mengembangkan jalan tol dibanding negara berkembang lainnya, tapi faktanya sekarang tersalip negara lain. Untuk itu, BUMN jalan tol harus banyak membangun jalan tol baru.
“Kita itu membangun tol Jagorawi sudah lama. Dulu, dibanding negara lain kita yang pertama. Semuanya kemudian meniru kesini. Tapi sekarang, mereka sudah beribu kilometer, kita sudan 71 tahun merdeka, jalan tol kita baru (sepanjang) 840 km,” keluh Jokowi di Jakarta, Kamis (24/11).
Menurut Jokowi, karena BUMN jalan tol dalam hal ini PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) lebih suka jadi pemilik aset. Jokow justru menyarankan agar jalan tol yang sudah dikelola dijual saja ke swasta, dan JSMR bisa membangun jalan tol baru.
“Selama ini, kita senang jadi pemilik aset. BUMN kita kalau sudah bangun, seperti JSMR yang bangun Jagorawi, terus dimiliki. Dia dapat bulanan yang masuk kasnya. Tapi yang penting bukan itu,” jelas Jokowi.
Mestinya, kata dia, kalau sudah jadi tinggal dijual dan yang penting jualnya itu jual untung. Sehingga bisa membangun lagi untuk dua kali lipat ke investor lain.
“Kalau dimiliki berpuluh tahun, kita enggak akan bisa bangun jalan tol, tidak pernah bangun infrastruktur. Jadi senangnya dapat pemasukan kecil, padahal nggak seperti itu,” tandas dia.
Jokowi pun menawarkan konsep sekuritisasi. Jadi aset yang sudah jadi dan menghasilkan cashflow yang stabil itu bisa dijual untuk membangun jalan tol ditempat lain yang lebih panjang lagi.
Sekuritisasi adalah, pengonversian sekelompok piutang dan jenis yang sama (biasanya kredit) menjadi surat berharga yang dapat diperdagangkan, meliputi piutang pokok dan bunga.
Menurut Jokowi, sekuritisasi itu lebih atraktif lagi. Sehingga, kata dia, BUMN yang melepas aset itu tetap bisa menjadi pemilik. karena sekuritisasi aset berarti asetnya disimpan dalam satu wadah seperti reksadana yang kemudian dijual unitnya ke investor, jadi bukan sahamnya.
“Contohnya, JSMR itu bisa menempatkan jalan tolnya ke reksadana yang kemudian di-listing di bursa, tapi JSMR tetap bisa jadi pengelolanya. Sehingga penghasilan jalan tol itu yang diuangkan atau dimonetisasi dalam pasar modol,” klaim dia.
Menurutnya, dengan banyak jalan tol baru, maka biaya logistik akan jadi lebih murah, harga barang juga akan lebih murah. “Ini optimisme yang selalu saya sampaikan, karena peluang itu tidak pernah digunakan,” ketus Jokowi.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid