Presiden Joko Widodo berbincang dengan menteri Pariwisata Arief Yahya (kanan) saat melakukan kunjungan kerja ke Taman Wisata Candi Borobudur Magelang, Jateng, Jumat (29/1). Kunjungan presiden Jokowi dalam rangka Rencana Pengembangan Destinasi Wisata Borobudur dan Badan Pengelola Pariwisata Borobudur. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/pd/16

Jakarta, Aktual.com – Komitmen Presiden Joko Widodo terhadap pariwisata semakin konkret. Secara tegas dan meyakinkan, Saat berbicara di depan Kompas 100 CEO Forum di Jakarta Convention Center, presiden meneguhkan sikapnya. Alokasi anggaran sektor yang bakal menjadi core economy bangsa ini bakal dinaikkan signifikan.

“Kalau Bapak Ibu lihat sekarang backdrop yang ada di Paris, yang ada di Singapura, videotron yang ada di New York, Amerika semuanya sudah dibranding Wonderful Indonesia. Untuk apa? Promosi besar-besaran kita? Saya janjian sama Pak Menteri Pariwisata minta anggaran marketing bisa ditambah 4 sampai 5 kali lipat dari anggaran yang sebelumnya,” ujar Presiden Jokowi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (25/11).

CEO Indonesia itu cukup senang dengan branding Wonderful Indonesia yang sudah tampil di mana-mana. Di media Digital seperti Google, Trip Advisor, Baidu, CTrip, dan lainnya. Di jaringan TV internasional, seperti CNN Travel, CCTV China, BBC, Discovery Channel, CNBC, NHK, Astro, Aljazeera, dan lainnya. Juga di media luar ruang seperti yang menempel di bus pariwisata di Paris saat Piala Eropa (Euro Cup) sedang berlangsung. Lalu 400 black cab taxi London, bus double decker London, semua bus stop di Singapore, MRT dan Fery Penyeberangan Singapore Batam, semua dibungkus Brand Wonderful Indonesia.

“Ini tidak pernah kita kemas dengan baik, tidak pernah ditarik positioning-nya di mana, tidak pernah jelas diferensiasinya seperti apa, tidak pernah kita mem-brand setiap lokasi-lokasi itu seperti apa,” ungkap Presiden Jokowi menjelaskan mengapa selama ini performance pariwisata jauh dibandingkan negara-negara tetangga.

Bidang pariwisata, kata Presiden Jokowi, Indonesia memiliki potensi kekuatan atraksi yang besar. Seharusnya sektor ini yang dikembangkan sebagai daya tarik bagi wisatawan. Namun faktanya, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara jauh tertinggal. Tahun 2015 yang sudah naik 10,3 persen saja masih di angka 10,4 juta. Masih kalah dari Malaysia 25 juta dan Thailand 30 juta.

Di kesempatan itu, Presiden Jokowi menegaskan bahwa dirinya telah menginstruksikan kepada kementerian terkait untuk segera membenahi hal-hal tersebut. Promosi pun disebutnya juga sedang digalakkan secara besar-besaran.

Selain persoalan pemasaran, presiden juga memahami bahwa kunci utama dari sebuah perjalanan wisata ialah pengalaman yang didapatkan para wisatawan. Untuk itu, hal-hal detail sekecil apapun diminta presiden untuk benar-benar diperhatikan para jajarannya.

“Wisata yang baik mulai dari ketibaan sampai dengan kepulangan. Ini menyangkut semua aspek: aspek konektivitas, mobile internet 3G dan 4G, sampai kebersihan. Selalu saya sampaikan kepada menteri hal-hal seperti ini kita bekerjanya harus detail,” tegas presiden yang sudah menetapkan 5 program prioritas di kabinet kerjanya. Yakni, infrastruktur, pangan, energi, maritim dan pariwisata.

Presiden optimistik, Indonesia mampu meraih sejumlah capaian positif di saat lesunya ekonomi dunia. Dan pariwisata bisa menjadi andalan kekuatan Indonesia di pentas dunia. Karena itu, untuk menjadi global player, harus senantiasa menggunakan global standar. Baik buruk itu bukan atas penilaian kita sendiri yang kadang subjektif, tapi harus di calibration dengan standard dunia yang sudah diakui dan dipakai oleh semua negara.

Hadir mendampingi Presiden dalam acara tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

“Tetap optimis!” Itulah pesan kuat yang  disampaikan Presiden Joko Widodo saat menyampaikan paparannya itu. Presiden menyebut, situasi sesulit apapun, semua pihak harus optimis bahwa Indonesia akan dapat menjadi lebih baik. “Saya ingin menyampaikan satu kata, yaitu optimisme. Jangan sampai kita kehilangan satu kata tadi saya sampaikan meskipun faktor-faktor eksternal tidak mendukung ke arah sana,” ujarnya.

Sektor pariwisata memang memperkuat angin optimisme presiden. Suasana dinamis dan gairah industri pariwisata yang sedang dibangun dengan Go Digital oleh Menpar Arief Yahya rupanya ditangkap oleh radar istana. Strategi promosi dengan Branding, Advertising, dan Selling (BAS) yang juga dengan sentuhan digital juga terasa impact nya. Begitupun strategi media dengan Paid Media, Own Media, Social Media dan Endorser (POSE) yang dikemas dalam Pre, On, Post Event (POP) dengan melihat Destinasi (produk), Originasi (customer), dan Timeline (DOT).

Awareness Brand Wonderful Indonesia, menurut Arief Yahya memang sudah melonjak, dari NA (not available) dan tidak masuk hitungan, sekarang melompat ke ranking 47 dunia, melewati Truly Asianya Malaysia di papan 96 dan Amazing Thailand di nomor 83. Pemeringkat itu adalah Tourist and Travel Competitiaveness Index (TTCI) World Economic Forum (WEF).

Bukan hanya itu, tahun 2017 nanti, selling platform nya juga sudah digital. Menggunakan ITX Indonesia Travel Xchange, sebuah digital market place yang mempertemukan antara demand and supplay ke dalam satu platform. “Semacam mall nya industri pariwisata di digital online, yang lengkap dari searching, booking sampai ke payment,” kata Menpar Arief Yahya.

Hanya dengan cara digital, kata Arief Yahya, target 20 juta yang dicanangkan Presiden Jokowi di tahun 2019 itu akan tembus. “Karena more digital more global, more digital more personal, dan more digital more professional,” jelas Mantan Dirut PT Telkom yang sudah lebih dari 30 tahun menggeluti dunia IT itu.(adv)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka