Jakarta, Aktual.com – Di tengah isu terpilihnya Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang terus terkena dampak negatifnya.
Untuk itu, di tengah laju IHSG yang fluktuatif rersebut, ternyata pelaku pasar banyak mengincar instrumen reksadana, terutama reksadana saham.
“Saat ini, harga saham lagi murah, meski tidak semua saham anjlok. Tapi faktanya, beberapa sektor menjadi lebih murah (harganya). Sehingga lebih percaya diri untuk masuk,” ujar Direktur Utama PT Schroder Invesment Management Indonesia, MichaelĀ T Tjoajadi, Jakarta, Jumat (25/11).
Dengan kondisi tersebut, investor pun diminta untuk lebih pintar dalam merespon fluaktuasi pasar modal yang belakangan terjadi ini. Makanya kemudian, banyak yang beralih ke investasi reksadana.
“Saya melihat, dengan penurunan IHSG itu, investor jadi tahu adanya kesempatan untuk berinvestasi untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih baik. Salah satunya reksadana,” jelas Michael.
Kondisi itu pun berimbas juga ke perusahaan MI. Kata dia, dalam dua pekan ini, pihaknya kelimpahan dana kelolaan hingga Rp2 triliun.
“Jadi dalam dua minggu ini, IHSG sangat tinggi fluktuasinya. Makanya kami malah dalam dua minggu itu menerima Subscription hingga Rp2 triliun di reksadana sahan,” terangnya.
Sebagai informasi, pergerakan IHSG belakangan ini cukup berayun. Beberapa kali IHSG turun 2% dalam satu hari, tapi kemudian berbalik naik hingga 1% pada hari berikutnya.
Dalam Kesempatan ini, Micheal juga menyampaikan dengan kondisi pasar saat ini. Kendati masih fluktuatif, dirinya masih yakin dapat mengumpulkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) 2016 hingga Rp80 triliun. Dan pada tahun 2017 menargetkan total NAB bisa mencapai Rp87 triliun.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan