Ribuan massa yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) melakukan demonstrasi memadati jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Jumat (4/11/2016). Ribuan massa ini menuntut penuntasan proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang diduga melakukan penistaan agama menginap di Masjid Istiqlal. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Aksi bela Islam jilid III, yang akan digelar 2 Desember mendatang rencananya akan berlangsung di Jalan Jenderal Sudirman dan MH Thamrin. Pada demo nanti massa akan menggelar Shalat Jumat berjamaah dan juga dzikir bersama.

Terkait rencana itu, Pemerintah melalui aparat kepolisian menghimbau agar kegiatan unjuk rasa tidak dilakukan di jalan protokol, karena dinilai akan mengganggu masyarakat dalam beraktivitas.

Budayawan Ngatawi Al Zastrouw menyarankan demonstran yang menuntut tersangka penista Al’Quran dan ulama segera ditahan, dapat Shalat di masjid atau lahan kosong di sekitaran lokasi aksi.

Menurut dia tempat-tempat itu bisa dimanfaatkan massa aksi ‘212’ untuk beribadah sehingga aktifitas warga Jakarta tidak terganggu. “Masjid kan banyak, kalau enggak di masjid kan bisa di sekitarnya. Ngapain di jalan? Di Monas juga bisa,” kata Zastrouw, Sabtu (26/11).

Kata dia, jika rencana aksi gelar sajadah tetap digelar di sepanjang jalan utama ibukota, dikhawatirkan malah mengganggu aktifitas warga. Karena itu dia pun sangat berharap massa mau mengurungkan niatnya.

“Ya (Shalat dan doa) di Monas itu kan juga bisa, nyaman dan lagipula enggak ganggu para pengguna jalan.”

Dia menuturkan, di Islam sangatlah menjunjung tinggi dan menghormati kemaslahatan. “Bahkan, salah satu bentuk jihad itu adalah menyingkirkan batu di jalan. Nah ini menghalangi jalan, itu bukan ibadah namanya.”

Saat disinggung soal tuntutan massa yang mendesak polisi atau kejaksaan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ditahan, Zastrouw meminta masyarakat bisa lebih mempercayakan proses hukum kepada aparat.
“Penegakan hukum serahkan saja ke polisi, kita hanya mengawasi saja.”

Laporan: Fadlan Syiam Butho

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu