Bogor, Aktual.com – Pemerintah Indonesia melakukan kehati-hatian dalam mengambil langkah kebijakan ekonomi pada tahun mendatang. Tingginya potensi ketidakpastian eksternal menjadi pertimbangan utama setiap kebijakan fiskal, disamping memang pemerintah juga tentunya akan mengontrol iklim investasi domestik.
Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa aspek global pada tahun 2017 akan ada agenda besar di daratan Eropa, dimana dua negara besar bagian dari Uni Eropa yakni Jerman dan Prancis akan menjalankan agenda pemilihan kepemimpinan secara demokratis. Dengan begitu, apapun hasilnya nanti, sudah barang tentu akan mempengaruhi kebijakan ekonomi.
“Tahun depan ekonomi diperkirakan masih tidak pasti. Artinya, ketidak pastian itu masih berlanjut. Negara maju, maupun berkembang mereka masih mengalami hal yang sama, dimana mereka menghadapi down side risk lebih besar (tingkat pertumbuhan ekonomi turun)” ujar Sri Mulyani di Sentul, Bogor, pada Sabtu Sore (26/11).
Kemudian jika mengulas dari sektor perekonomian negara Amerika Serikat, negeri Paman Sam itu hanya berani memasang angka pertumbuhan sebesar 2,2 persen. Selanjutnya, dengan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden, membuat pasar masih berspekulasi akan kombinasi kinerja pemerintah dengan The Fed yang berkeinginan melakukan normalisasi moneter.
“Selama ini tidak normal karena mereka mencetak banyak uang sehinga suku bunya itu sangat renda. Tapi dengan terpilihnya Trump, kita belum tahu seperti apa kombinasi Central Bank denga Tramp. Kalau sekarang yang ada positif karena Tramp menyatakan mau investasi di infrastruktur dan lainnya. Artinya dari sisi kebijakan fiskalnya positif, tapi dari kebijakan trade nya belum tahu, karena kalau dia renegosiasi dengan Tiongkok, pasti menimbulkan ketidak pastian,” tambanya.
Lebih lanjut, secara tren pertumbuhan ekonomi global dari lima tahun belakang ini, proyeksi selalu mengalami koreksi ke bawah, sehingga dirasa sangat wajar bila proyeksi ekonomi Indonesia mencerminkan sedikit ambisius namun dengan catatan yakni diperlukan kehati-hatian atas resiko global.
“Jadi itu ekonomi-ekonomi negara besar di Eropa, Amerika Serikat, RRC dan lainnya masih diliputi ketidakpastian. Karena ada ketidakpastian yang besar-besar dari sisi global, maka untuk Indonesia; kita katakan dari sisi eksternal resikonya memiliki pengaruh yang lebih besar, maka kita perlu hati-hati,” tandasnya.
Dadangsah Dapunta
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan