Ratusan mahasiswa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muslim Indonesia (IMMI) melakukan aksi di depan Istana Negara, Jakarta, Jumat (11/11/2016). Dalam aksinya para mahasiswa mendesak Presiden Jokowi untuk segera menangkap Ahok Penista Agama dan berani membuka siapa aktor politik.

Jakarta, Aktual.com – Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah kembali mengeluarkan sikapnya mengenai rencana Aksi Bela Islam Jilid III, pada 2 Desember 2016 mendatang. Jika sebelumnya menyatakan akan turun ke jalan dengan menurunkan sedikitnya satu juta kader IMM, kali ini IMM menganulirnya dengan menyatakan tidak akan ikut turun jalan pada 2 Desember.

“Terkait ajakan aksi tanggal 2 Desember nanti, kami mengapresiasi. Namun dengan berbagai pertimbangan, termasuk sikap PP Muhammadiyah, maka DPP IMM tidak ikut turun di tanggal tersebut,” demikian bunyi Pernyataan Sikap IMM sebagaimana dikutip Aktual.com, Minggu (27/11).

Pernyataan Sikap DPP IMM tersebut ditandatangani Ketum DPP IMM Taufan Putrev Korompot dan Sekretaris Jenderal Ali Muthohirin tertanggal 25 November 2016.

Disampaikan Taufan, informasi keterlibatan IMM pada tanggal 2 Desember bukanlah pernyataan Ketua Umum DPP IMM dan bukan sikap resmi DPP IMM. Sikap resmi DPP IMM yang di depan media adalah akan turun aksi serentak namun belum ditetapkan kapan aksi dimaksud.

Setelah mempertimbangan berbagai hal, IMM kemudian menyatakan akan turun aksi pada tanggal 30 November 2016. Yakni untuk menuntut penegakan hukum dan menolak gaya neo-Orba pemerintah.

“DPP IMM menyatakan akan turun aksi pada tanggal 30 November 2016, menuntut penegakan hukum dan menolak gaya neo-Orba pemerintah. Serta menyerukan kepada seluruh kader IMM di setiap level kepemimpinan, agar turun serentak ke jalan pada tanggal 30 November,” jelas Taufan.

Untuk diketahui, pada Rabu (23/11) lalu DPP IMM menggelar konferensi pers di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat. Konpers menghadirkan Ketum IMM 2010-2012 Ton Abdillah Haz, Ketum IMM 2012-2014 Djihadul Mubarok, Ketum IMM 2014-2016 Beni Pramula dan Ketum IMM 2016-2018 Taufan Putra Revolusi Korompot.

Selain itu juga Ketum IMM 1995-1997 Sahril Syah, Ketum IMM 1998 Irwan Badillah, Ketum IMM 2006-2008 Rusli Halim Fadli dan Ketum DPP 2008-2010 Amirudin.

“Meskipun Muhammadiyah tidak menginstruksikan turun ke jalan, kami kader Muhammadiyah atas nama pribadi akan tetap turun ke jalan,” terangnya Beni Pramula merujuk Aksi Bela Islam III, 4 Desember mendatang.

Sementara Taufan, saat itu menyatakan bahwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) telah menciderai keberagaman dengan mengatakan Surat Al-Maidah sebagai alat kebohongan. Ahok tidak cukup hanya ditersangkakan, namun harus ditahan karena berpotensi mengulangi lagi ucapannya yang menistakan agama.

“Kami koordinir sel-sel aktif satu juta kader IMM untuk turun aksi,” terang Taufan.

Ton Abdillah menyerukan kader untuk turun jalan pada Aksi Bela Islam III 2 Desember. Kehadirannya untuk memberikan dukungan moril sekaligus menyerukan kader IMM se-Indonesia turun jalan mengibarkan panji-panji bersama Ulama, Habaib dan elemen masyarakat lainnya pada 2 Desember nanti.

Sementara itu Djihadul Mubarak mengatakan bahwa agenda 212 nanti adalah aksi lanjutan 411 yang dari awal sebuah aksi murni panggilan hati nurani umat islam untuk menuntut keseteraan hukum terhadap penistaan agama yang dilakukan Ahok.

“Isu ada agenda parpol tertentu atau isu makar terhadap pemerintahan yang sah adalah sebuah alasan yang mengada,” demikian Djihadul.

Soemitro

Artikel ini ditulis oleh: