Manado, Aktual.com – PLN memaksimalkan energi panas bumi guna memperkuat siatem kelistrikan di Provinsi Sulawesi Utara dan Gorontalo (Sulutgo).

“Untuk memperkuat sistem listrik di Sulutgo maka Menteri ESDM Ignasius Jonan didampingi Direktur Bisnis Regional Sulawesi-Nusra Machnizon dan Direktur Bisnis Regional Maluku-Papua Haryanto WS, melakukan kunjungan kerja ke instalasi PLN Suluttenggo di Area Pengaturan dan Pelayanan Beban (AP2B) Sistem Minahasa dan Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong pada Sabtu (26/11) sore,” kata General Manager PLN Suluttenggo Baringin Nababan di Manado, Minggu (27/11).

Baringin mengatakan kunjungan dimaksudkan untuk meninjau kondisi kelistrikan PLN Wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo serta beroperasinya PLTP Lahendong unit enam pada Desember nanti.

Dia menjelaskan kondisi sistem kelistrikan Sulutgo saat ini tengah surplus sebesar 70,9 Mega Watt (MW) dengan daya mampu 414,8 MW dan beban puncak mencapai 343,9 MW.

“Hal ini dikarenakan adanya tambahan suplai listrik sebesar 100 MW dari PLTG Gorontalo yang beroperasi September lalu. Sehingga tambahan pasokan listrik yang akan disuplai oleh PLTP Lahendong Unit lima dan enam yang rencananya akan mulai operasi pada Desember nanti semakin memperkuat Sistem Kelistrikan SulutGo,” kata Baringin.

PLTP Lahendong memiliki lima unit yang telah beroperasi dengan kapasitas terpasang masing-masing 20 MW. Unit satu sampai empat dioperasikan PLN, sementara unit lima (skema IPP) dioperasikan oleh Pertamina Geothermal Energi (PGE).

Sebagai satu-satunya pembeli energi Listrik dari Panasbumi diharapkan melalui PLTP Lahendong khususnya 1 – 4 yang digarap langsung oleh PLN, dapat menekan tarif listrik Panasbumi yang saat ini masih diatas harga jual listrik sesuai TDL yang ditetapkan oleh pemerintah, mengingat pengembangan Panasbumi beresiko tinggi dan saat ini masih sangat mahal biaya investasinya.

Penyaluran energi listrik dari PLTP Lahendong sekaligus menjadi bukti keseriusan PLN mendukung penuh upaya Pemerintah untuk menggenjot pengembangan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan yang ditargetkan dapat mencapai sekitar 23 persen dari total bauran energi pada tahun 2025.

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Sulawesi Utara jika seluruhnya telah beroperasi akan memiliki kapasitas 120 MW yang terdiri dari Unit 1 sampai unit 6 yang masing-masing berkapasitas 20 MW Dengan pengalaman dalam bidang Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi sejak 1982 atau 34 tahun lamanya, menjadikan PLN sebagai operator yang paling berpengalaman yang berkecimpung dalam pengelolaan dan pengembangan PLTP di Indonesia.

PLN telah mulai membangun kompetensi nya dalam sisi hulu pengembangan Panasbumi dengan melakukan pengeboran sumur-sumur eksplorasi di PLTP Ulumbu, Flores NTT dan PLTP Tulehu di Ambon.

Sejak 2011 PLTP Ulumbu telah beroperasi dengan kapasitas 4 x 2,5 MW dan kapasitasnya akan ditingkatkan menjadi 50 MW. Sementara di PLTP Tulehu di Ambon PLN dalam triwulan ke-1 tahun 2017 akan memulai kegiatan pemboran tahap pertama sebanyak 4 sumur produksi untuk dapat menopang sistem kelistrikan Ambon dengan kapasitas terpasang sebesar 2×10 MW yang direncanakan akan beroperasi pada tahun 2019-2020.

Untuk pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT) di Sulawesi Utara dan Gorontalo sangat besar potensinya, selain PLTG dan PLTU yang telah existing di SulutGo, terdapat juga 4 unit pembangkit tenaga panas bumi, 3 unit pembangkit tenaga mikro hidro, 7 unit pembangkit tenaga surya serta 2 unit tenaga biomassa dan tenaga angin.

Presentasi pembangkit listrik EBT di SulutGo sebanyak 52 persen dari bauran energi pembangkit yang mensuplai SulutGo.

Secara keseluruhan PLN telah mengoperasikan PLTP dengan kapasitas sebesar 600 MW dari 1.500 MW kapasitas terpasang di Indonesia. Jumlah ini sama dengan 1/3 total kapasitas seluruh pembangkit panas bumi.

“PLN akan terus berupaya mengembangkan dan menyalurkan energi listrik dari panas bumi, serta energi baru terbarukan lainnya,” jelas Direktur Bisnis Regional SNT Machnizon Masri.

Saat ini rasio elektrifikasi di Sulawesi Utara telah mencapai 90,15 persen meningkat 3,58 persen dari tahun lalu.

“Peningkatan ini berkat beroperasinya PLTG Gorontalo September lalu dan juga PLTP Lahendong Unit 5 tahun ini,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara