Jakarta, Aktual.com – Belakangan ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) gencar mengemukakan usulan agar BUMN yang mengelola jalan tol, dalam hal ini PT Jasa Marga (Persero) Tbk, agar lebih banyak menjual aset jalan tol yang dikelolanya. Menurut Presiden, mekanisme seperti ini akan lebih efektif untuk mendapatkan banyak dana segar. Dan kemudian dana itu bisa diputar lagi untuk membangun jalan tol baru.
Namun demikian, apakah cara tersebut memang menjadi prioritas, mengingat jual aset yang dilakukan BUMN juga bisa menimbulkan moral hazard yang tinggi? Wakil Ketua Komisi XI DPR, Hafisz Tohir merasa tak sepandapat dengan kebijakan Jokowi itu.
“Kebijakan itu (jual aset) hanya salah satu solusi saja. Saya kira justru ada banyak cara lain yang lebih tepat untuk membangun jalan tol, ketimbang menjual aset BUMN,” kritik Hafisz, ketika dihubungi, di Jakarta, Senin (28/11).
Menurutnya, sangat disayangkan jika Presiden langsung mengusulkan kebijakan itu, tanpa dipikirkan terlebih dahulu dampaknya. Padahal, masih banyak cara lain yang dapat dikedepankan, kalau hanya untuk meningkatkan jumlah jalan tol ini.
“Salah satunya adalah menyerahkan kepada investor untuk membangun jalan tol murni atas pembiayaan kepada pihak swasta. Asal ada pemberian kemudahan dalam hal perizinanya,” terang dia.
Masalahnya, cara untuk melibatkan swasta tidak murni dilakukan oleh pemerintah. Sekalipun sudah ada mekanisme public private partnership (PPP) atau kerja sama pemerintah-swasta, tapi terkadang pihak swasta masih alami banyak hambatan.
Apalagi jika murni dilakukan oleh swasta, memang lebih banyak lagi hambatannya. Karena pemerintah sendiri terkesan tidak memberikan kemudahan dalam perizinan.
“Jika itu (diberikan ke swasta) terjadi, jauh lebih baik. Dari pada harus menjual aset-aset negara yang sudah ada di dalam BUMN tersebut,” tandas dia.
Sebelumnya, Jokowi sering mengeluh masih minimnya proyek jalan tol yang hingga kini dianggap belum terlalu banyak dibangun. Padahal, Indonesia termasuk negara awal yang mengembangkan jalan tol dibanding negara berkembang lainnya, tapi faktanya sekarang tersalip negara lain.
“Kita itu membangun tol Jagorawi sudah lama. Dulu, dibanding negara lain kita yang pertama. Semuanya, kemudian meniru ke sini. Tapi sekarang, mereka sudah beribu kilometer, kita sudan 71 tahun merdeka, jalan tol kita baru (sepanjang) 840 km,” keluh Jokowi di depan para CEO, di Jakarta, belum lama ini.
Menurut Jokowi, karena BUMN jalan tol yaitu JSMR lebih suka jadi pemilik aset. Jokow justru menyarankan agar jalan tol yang sudah dikelola dijual saja ke swasta, dan JSMR bisa membangun jalan tol baru.
“Selama ini, kita senang jadi pemilik aset. BUMN kita kalau sudah bangun, seperti JSMR bangun Jagorawi, terus dimiliki. Dia dapat bulanan yang masuk kasnya. Tapi yang penting bukan itu,” jelas Jokowi.
Mestinya, kata dia, kalau sudah jadi tinggal dijual dan yang penting jualnya itu jual untung. Sehingga bisa membangun lagi untuk dua kali lipat ke investor lain.
“Kalau dimiliki berpuluh tahun, kita enggak akan bisa bangun jalan tol, tidak pernah bangun infrastruktur. Jadi senangnya dapat pemasukan kecil, padahal nggak seperti itu,” tandas dia.
(Laporan: Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka