Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini memberikan kata sambutan dalam Seminar "Berguru kepada Kepahlawanan Kasman Singodimedjo" di Aula Rumah Jabatan Anggota (RJA), Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (16/6). Kasman Singodimedjo memiliki catatan perjuangan kemerdekaan baik secara militer maupun secara politik. Terlebih, Kasman adalah tokoh yang memiliki peran penting dalam perkembangan kesejarahan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, tidak salah bila Kasman Singodimedjo mendapatkan gelar Pahlawan Nasional. AKTUAL/HO

Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi I DPR RI Jazuli Juwaini, berharap Kementerian Luar Negeri tanggap menangkap kepedulian rakyat Indonesia terhadap kekerasan yang terjadi pada warga minoritas Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar. Dengan menindaklanjuti dengan langkah diplomasi kemanusiaan yang aktif dan solutif.

Pasalnya, kabar kekerasan dan penyiksaan terhadap etnis Rohingya telah menjadi viral di sosial media dan menimbulkan keprihatinan bahkan gerakan kepedulian di kalangan rakyat Indonesia.

“Pemerintah dalam hal ini Kemenlu harus sigap menyikapinya dengan langkah diplomasi kemanusiaan yang aktif dan solutif,” ujar Jazuli di Jakarta, Senin (28/11).

Menurutnya, respon tersebut bukan saja sebagai bentuk kepedulian atas kemanusiaan dan hak asasi manusia universal, tapi juga amanat konstitusi yaitu ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi. Serta dalam rangka membebaskan penduduk dunia dari penjajahan dan ketertindasan.

“Indonesia bisa menjadi model bagi dunia, khususnya Myanmar, bagaimana membangun hubungan yang harmonis antara penduduk mayoritas dan minoritas,” kata Politisi PK ini.

Ketua Fraksi PKS di DPR ini menjelaskan bahwa di Indonesia tidak ada masalah dengan kaum minoritas, semua hidup berdampingan secara damai karena saling menghormati dan menghargai kebhinnekaan. Tidak ada orang disiksa di Indonesia karena keyakinan dan statusnya sebagai minoritas.

Ia melanjutkan, siapapun yang melanggar hukum, dari kelompok manapun, harus ditindak dan diproses scara hukum. Dan hal ini (hukum yang berkeadilan) menjadi kesadaran hukum dan tuntutan masyarakat Indonesia.

“Dengan modalitas tersebut Indonesia bisa memainkan peran kuat dalam mendorong resolusi dan terminasi kekerasan terhadap etnis Rohigya di Myanmar baik melalui saluran bilateral, regional Asean, maupun multilateral,” ujar Jazuli.

Laporan: Nailin In Saroh

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu