Petugas memeriksa salah satu pipa di Kilang RU (Unit Pengolahan) V Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (14/4). Melalui program "Refinery Deveploment Master Plan", Pertamina akan meningkatkan kapasitas Kilang RU V dari 260 MBSD (ribu barel per hari) menjadi 360 MBSD. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/16.

Jakarta, Aktual.com – Pasca pencabutan sanksi embargo dari dunia internasional, negara Iran bergerak leluasa memasarkan crude nya ke berbagai negara. Tak terlewatkan untuk Indonesia, negeri Persia itu semakin menancapkan kepentingan bisnis migasnya di NKRI.

Bahkan berdasarkan keterangan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja, diketahui bahwa investor migas dari Iran telah mengutarakan seleranya untuk membangun kilang di Indonesia.

Sementara pemerintah Indonesia menyambut baik maksud tersebut karena pemerintah Indonesia sendiri berminat dengan persediaan crude Iran yang relatif lebih murah.
Embargo Dicabut, Iran Minat Bangun Kilang di Indonesia

Besaran kapasitas kilang yang ingin dibangun Iran berkisar antara 100.000 hingga 300.000 barel per hari denga suplai crude dari Iran.

Saat ini kerjasama denga Iran telah terjalin melalui Pertamina terkait pasokan LPG dari Iran sebesar 88.000 ton pada 2016. Jumlah itu akan terus meningkat pada 2017. Sementara untuk keinginan Pertamina ikut mengelola ladang minyak di Iran, masih dalam pembicaraan.

(Laporan: Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka