Ribuan massa yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) melakukan demonstrasi memadati jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Jumat (4/11/2016). Ribuan massa ini menuntut penuntasan proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang diduga melakukan penistaan agama menginap di Masjid Istiqlal. AKTUAL/Tino Oktaviano

Bengkulu, Aktual.com – TNI menyiagakan 400 personel dalam aksi damai bela Islam jilid III di Bengkulu pada 2 Desember 2016.

Komandan Komando Militer 041 Garuda Emas Provinsi Bengkulu Kolonel Inf Andi Muhammad mengatakan, 400 personel yang akan dikerahkan untuk membantu pengamanan yang digelar Polda Bengkulu.

“Kami hanya memberikan dukungan, tetapi kami yakin tidak akan ada aksi anarkis,” kata Danrem di Bengkulu, Selasa (29/11).

Andi meminta aksi yang merupakan lanjutan dari aksi 4 November 2016 itu tidak jadi digelar sebab, tersangka penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sedang diproses di kepolisian. Meski sudah ditetapkan tersangka, namun pihak kepolisian tak menahan Ahok.

Danrem pun terimakasih atas warga yang mengurungkan niatnya untuk melakukan aksi bela Islam pada 25 November. “Saya berharap seperti 25 November 2016, sangat berterima kasih kepada umat yang tidak turun ke jalan, kita semua bisa tidur nyenyak.”

Sementara itu, Ketua FKUB Provinsi Bengkulu Mukhtaridi Baijuri ikut mengimbau tokoh ulama serta masyarakat Bengkulu, agar tidak menggelar lanjutan dari aksi 4 November 2016.

“Kami ikuti proses yang bergulir, dan kita harus mewaspadai isu-isu SARA yang bisa menjadi sensitif dan berdampak besar,” katanya.

Mukhtaridi juga mengingatkan umat Islam yang tetap berencana menggelar aksi bela Islam jilid III pada 2 Desember 2016 supaya melakukan aksi dengan santun, tidak memunculkan isu SARA atau bahkan tindakan yang lebih berbahaya, seperti berpotensi merusak kedaulatan bangsa.

“Kalau demo, undang-undang membolehkan, oleh karena itu kami minta tetap santun, dan harus sesuai dengan aturan yang berlaku.”

Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Bengkulu Bustasar meminta seluruh penyuluh agama untuk berperan aktif memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang berbagai isu-isu keagamaan yang beredar belakangan ini.

“Kami juga titik beratkan mereka bisa meluruskan berbagai isu-isu tidak benar yang beredar di media sosial, penyuluh kami sarankan memberikan pemahaman di setiap kesempatan baik usai salat berjamaah di masjid, wirid, pengajian, maupun majelis ilmu,” ujar dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Wisnu