Jakarta, Aktual.com – Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Erwin Rijanto mengatakan penyaluran kredit perbankan sudah mulai menggeliat pada November 2016 dan di akhir tahun dapat tumbuh secara tahunan mencapai delapan persen.

“Terutama untuk Kredit Modal Kerja (KMK) sudah mulai ‘pick-up’,” kata Erwin di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Selasa (29/11).

Bank Sentral sebelumnya memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan pada tahun ini berada di rentang 7-9 persen atau satu digit, setelah di awal tahun memasang proyeksi dua digit di 10-12 persen.

“Kita lihat akhir tahun di tengah-tengah rentang itu 7-9 persen,” kata dia.

Erwin mengatakan laju penyaluran kredit di triwulan IV-2016 ini terpacu banyaknya realisasi belanja pemerintah yang diikuti konsumsi swasta. Hal tersebut seusai pola kegiatan ekonomi domestik, yang banyak terstimulus dari belanja pemerintah di akhir tahun.

“Kita masih lihat pola itu terjadi,” ujarnya.

Pada 2017, Erwin optimistis, pertumbuhan penyaluran kredit bisa terkerek naik hingga 12 persen. Penyebabnya, kata dia, pemulihan ekonomi domestik bergerak lebih cepat dibanding tahun ini, meskipun tekanan ekonomi eksternal masih membayangi.

Di sisi lain, Erwin mengakui, akselerasi penyaluran kredit belum dibarengi dengan penurunan bunga kredit hingga November 2016 ini.

Dia menuturkan perbankan masih membutuhkan waktu untuk memangkas suku bunga kredit, sesuai pelonggaran kebijakan suku bunga acuan bank sentral yang sudah terpotong 150 basis poin.

“Bunga kredit baru turun sekitar 75 basis poin. Perlu dipahami juga, dalam transmisinya kan ada ‘time leg’ agar bunga kredit turun,” ujar dia.

BI mencatat pertumbuhan kredit perbankan hingga triwulan III 2016 baru sebesar 6,5 persen (yoy), atau lebih rendah dari pertumbuhan kredit triwulan II sebesar 7,9 persen (yoy).

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka