Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua Komisi Hukum dan Perundang-undangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikhsan Abdullah, mengatakan bahwa MUI tidak terlibat dalam pengerahan aksi massa umat Islam yang akan menggelar Aksi Bela Islam Jilid III di Jakarta, 2 Desember 2016 mendatang.

Apa yang ditunjukkan umat Islam dari berbagai daerah adalah murni inisiatif individu. Khususnya mereka yang beragama Islam karena menyangkut keyakinan. Keberangkatannya ke Ibukota tidak terhalang-halangi oleh keterbatasan dan larangan dari pemerintah.

“Itu semua karena keikhlasan mereka untuk membela agamanya, membela dengan sepenuh hati karena merasa agamanya dinistatakan. Jadi perasaan itulah yang menimbulkan dan menggelorakan semangatnya,” terangnya kepada Aktual.com, Rabu (30/11).

Disinggung mengenai massa Aksi Bela Islam III bayaran, Ikhsan enggan berkomentar lebih jauh. Hanya saja, publik menurutnya bisa menilai sendiri bagaimana semangat umat Islam yang berangkat ke Jakarta kali ini.

Salah satunya umat Islam dari Ciamis, Jawa Barat. Apakah mereka merupakan massa bayaran atau tidak. Dengan berjalan kaki puluhan kilometer, massa terus berjalan dan disambut umat Islam lain yang tidak berangkat dengan memberikan bantuan baik berupa makanan maupun minuman.

“Atas kesadaran mereka berangkat, ini sebenarnya juga membantah bawa mereka dibayar. Tanpa dibayar pun umat Islam siap berangkat, bahkan ada yang sampai 300 kilometer juga dilakukan,” jelas Ikhsan.

“Saya kira ini memang sudah diluar konteks rasional, diluar konteks perkiraan spekulasi orang. Bagi umat Islam yang merasa tersentuh keyakinannya, apapun akan dilakukan termasuk jalan kaki,” sambungnya.

Ia juga menggarisbawahi peristiwa Aksi Bela Islam lanjutan memberikan pesan hendaknya satu pemeluk agama tidak menyinggung pemeluk agama lainnya. Karena dampaknya sangat besar dan tidak bisa dibendung.[Soemitro]

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid