Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla - Hutang. (ilustrasi/aktual.com)
Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla - Hutang. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus menggalang investor-investor luar negeri untuk menanamkan investasi langsung di Indonesia atau Foreign Direct Investment (FDI).

Kali ini, Jokowi meminta agar perusahaan-perusahaan di Taiwan untuk memanfaatkan 14 paket kebijakan ekonomi sebagai dasar untuk meningkatkan investasi di Indonesia, lantaran kondisi perekonomian domestik tengah berada dalam tren perbaikan.

Hal ini seperti disebutkan oleh Deputy Representative for Economic Affairs of Taipei Economic and Trade, YC Tsai, yang dijamu Jokowi di Istana Negara, Rabu pagi.

“Selama ini hubungan ekonomi Taiwan dan Indonesia tidak ada permasalahan. Tadi pagi kami bertemu dengan Bapak Presiden Jokowi yang membicarakan hubungan ekonomi kedua negara,” ujar Tsai, di Jakarta, Rabu (30/11).

Menurutnya, pertemuan dengan Jokowi hari ini telah membicarakan kegiatan perdagangan internasional antarkedua negara. “Tetapi, pembicaraan itu tidak hanya spesifik pada ekspor dan impor. Kami membahas juga soal 14 paket kebijakan ekonomi Indonesia,” paparnya.

Dia mengatakan, saat ini pasar Indonesia merupakan target market utama dari produk-produk asal Taiwan. “Penjualan produk Taiwan ke Indonesia semakin tahun semakin bagus. Dan Indonesia market yang sangat penting bagi Taiwan,” tegasnya.

Dan terkait pemasaran produk Taiwan di Indonesia, kata Tsai, Jokowi meminta agar Taiwan hanya mengeskpor produk sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Jokowi juga meminta pengusaha Taiwan untuk berinvestasi di Indonesia.

“Selain investasi, kami juga akan fokus memasarkan produk sesuai kebutuhan market di Indonesia,” ucapnya.

Di tempat yang sama, Executive Vice President of Taiwan External Trade Development Council, Simon Wang mengatakan, selama lima tahun terakhir Taiwan tetap menjadi pemasok utama mesin manufaktur untuk pasar Indonesia.

Menurut Simon, pada 2015 nilai impor mesin manufaktur dari Taiwan mencapai US$79,68 juta. “Indonesia menjadi negara terbesar ketiga pengimpor peralatan mesin. Impor Indonesia atas mesin manufaktur Taiwan di 2015 meningkat 13,41 persen (yoy),” jelasnya.

Dia menegaskan, fokus pengembangan mesin manufaktur Taiwan ada pada suku cadang mobil dan mesin bubut CNC.

“Pemerintah Indonesia sudah mencanangkan bahwa industri otomotif dan perakitan akan menjadi industri yang terus berkembang dalam lima tahun ke depan, serta diharapkan menjadi terbesar di Asia Tenggara,” tutur Simon.

Sejauh ini, Indonesia merupakan mitra dagang terbesar ke-12 bagi Taiwan, nilai investasi Taiwan di Indonesia sepanjang tahun 2016 sudah mencapai US$ 17 miliar.

(Laporan: Bustomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka