Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR Firman Subagyo menyerahkan Draf RUU Prioritas Prolegnas 2015 kepada Pimpinan Sidang Taufik Kurniawan bersama Ketua DPR Setya Novanto, Fadli Zon, Fahri Hamzah dan Agus Hermanto saat Sidang Paripurna Ke-13 Masa Persidangan I tahun Sidang 2015-2016 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (15/12/2015). Paripurna membahas RUU Pengampunan Pajak dan RUU Tentang perubahan atas Undang-Undang No.30 Tahun 2002 Tentang KPK untuk dilanjutkan Menjadi RUU Prioritas Prolegnas 2015.

Jakarta, Aktual.com – Pergantian Ketua DPR RI dari Ade Komarudin ke Setya Novanto tampaknya tak berpengaruh terhadap dinamika politik di jajaran pimpinan lembaga legislatif.

Seperti diakui wakil ketua DPR Agus Hermanto, bergantinya pucuk pimpinan sama saja seperti hari-hari biasanya. Pasalnya, Setnov dulu pernah menjadi rekannya di jajaran pimpinan DPR sebelum Akom. Jadi, kata Agus, hanya tinggal melanjutkan program yang berjalan.

“Tentunya, enggak ada yang istimewa,” ujar Agus di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (1/12).

Senada dengan Agus, wakil ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan kembalinya Setnov ke kursi pimpinan hanya meneruskan program yang telah berjalan, dan menghidupkan program yang belum sempat terwujud saat Ketua Umum Partai Golkar itu lengser pada tahun lalu.

“Novanto mengatakan, kita meneruskan apa yang sudah dilakukan dalam kepemimpinan Akom.”

“Kita menuntaskan semua program yang disidangkan. Percepat Fit and Proper sesuai permintaan Jokowi soal dubes, BPH Migas, BPK.”

Namun, Fahri menyebutkan memang ada suasana baru karena kini Novanto saat ini pendukung pemerintah. Meski demikian, dia berharap, perbedaan itu akan membangun suatu komunikasi yang baik terhadap pemerintah.

“Jadi ini perbedaan. Dulu KMP-KIH banyak kecurigaan juga ke DPR. Sekarang ada parpol pemerintah. Tapi independensi legislatif juga tinggi, komunikasi ke pemerintah akan semakin baik. Ini menandakan eksekutif juga menerima,” ujar Fahri.

Laporan: Nailin In Saroh

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu