Jakarta, Aktual.com – Ekonom dari Universitas Widya Mandira (Unwira) Kupang Dr Thomas Ola Langoday mengatakan aksi damai yang digelar hari ini tidak akan mempengaruhi fluktuasi nilai tukar rupiah.
“Meskipun nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat pagi, bergerak menguat sebesar 34 poin menjadi Rp13.504, dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.538 per dolar AS namun hal itu bukan dampak dari aksi damai,” katanya, Jumat (2/12).
Dekan Fakultas Eknomi Universitas Widya Mandira (Unwira) Kupang itu mengatakan hal tersebut menanggapi situasi politik akhir-akhir ini dan puncaknya aksi damai doa bersama 212 dan dampaknya terhadap pergerakan nilai tukar rupiah khususnya dan stabilitas eknomi umumnya.
“Saat ini nilai tukar rupiah malah bergerak menguat sebesar 34 poin menjadi Rp13.504, dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.538 per dolar AS,” katanya.
Secara global, kata dia, harga minyak mentah dunia yang stabil di level psikologis 50 dolar AS turut mendukung penguatan mata uang rupiah.
“Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude, sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 53,64 dolar AS per barel,” katanya.
Situasi ini (nilai tukar rupiah menguat) karena laju inflasi November 2016 yang masih terjaga di level rendah juga turut menjadi sentimen positif bagi mata uang domestik.
“Inflasi yang stabil merupakan salah satu gambaran keberhasilan pemerintah dalam melaksanakan kebijakan-kebijakannya yang telah dikeluarkan,” katanya.
Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat inflasi pada November 2016 sebesar 0,79 dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 125,70.
Inflasi ini dipicu oleh naiknya kebutuhan bahan makanan menjelang hari raya Natal 2016,” katanya.
Inflasi pada bulan ini katanya lebih tinggi dibanding inflasi bulan lalu sebesar 0,19 persen. (ant)
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka