Jakarta, Aktual.com – Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo telah meresmikan sebuah Yayasan Peduli Pesantren (YPP), Minggu (4/12).
Kata dia, nantinya yayasan ini akan mendukung dan membantu sarana prasarana pesantren di seluruh Indonesia. Sebab, sejauh ini tidak ada pihak yang fokus mendukung pembangunan pesantren.
“Ada puluhan ribu pesantren di Indonesia. Tapi kondisi sarana dan prasarana tidak mendukung. Padahal kita tahu di situ adalah pendidikan agama dan moral,” kata Hary Tanoe atau HT di MNC Tower, Jakarta Pusat.
Dia menjelaskan, gagasan peduli pesantren didapat setelah dirinya mengnjungi sejumlah daerah di Indonesia. Hary prihatin dengan kondisi pesantren tidak didukung dengan sumber daya yang memadai.
Karena itu, sebagai langkah awal Yayasan ini akan disuntik dengan dana pribadi dan sumbangan dari mitra MNC sebesar Rp 2 miliar.
Selanjutnya, uang tersebut akan dibagi secara merata. “Ketua Dewan Pembina YPP adalah Pak Said Aqil Siraj. Dan anggota Dewan Pembina adalah Mahfud MD,” terang HT.
Dalam kepengurusan yayasan tersebut, kata HT, juga akan bekerja sama dengan pemuka agama yang ada di Indonesia ini, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan ormas Islam lainnya.
Adapun soal dana sumbangan yayasan berasal dari dana CSR MNC Grup serta bantuan dari berbagai mitra kerja dan dari masyarakat luas yang sadar akan pendidikan di pesantren.
“Semoga bisa memperoleh pendidikan yang baik, baik dari segi agama maupun pendidikan umum. Dalam tahun ini saya targetkan bantuan Rp 5 miliar,” ujar HT.
Sementara itu menurut Ketua Dewan Pembina YPP, Said Aqil Siroj bahwa selama ini tidak ada satu lembaga yang fokus melihat pembangunan pesantren.
Padahal, pesantren termasuk salah satu lembaga pendidikan yang kerap mendukung pemerintahan. “Ini terobosan luar biasa dari HT, yang tulus ingin kasih sesuatu ke pesantren,” kata pria yang juga menjabat Ketua Umum PBNU ini.
“Sampai sekarang, pemerintah tak perhatikan pesantren, tak pernah santri dapat BOS, atau naik kendaraan pemerintah. Kalau pelajar umum kan dikasih kompensasi 50 persen. Sedangkan santri bayar full 100 persen,” ujar Said Aqil.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid