Jakarta, Aktual.com – PT Andalan Finance Indonesia (AFI) kembali mendapat kucuran pendanaan dari perbankan. Kali ini, perseroan mendapat fasilitas kredit dari PT Bank Victoria International, Tbk (Bank Victoria).
AFI akan mendapat kucuran dana sebesar Rp100 miliar dari Bank Victoria dalam bentuk Fixed Loan Line Limit – Non Revolving. Kerjasama ini baru yang pertama kali diterima oleh AFI dari Bank Victoria, dan rencananya akan kembali kucurkan tambahan fasilitas pada 2017 nanti.
“Pendanaan dari Bank Victoria ini sangat penting. Apalagi kami tengah mempersiapkan pendanaan untuk kebutuhan pembiayaan di tahun 2017 nanti,” ujar President Director AFI Sebastianus H. Budi, di Jakarta, Selasa (6/12).
Menurutnya, pendanaan yang didapat ini akan digunakan untuk modal kerja pembiayaan perseroan pada tahun depan. Dengan begitu, pihaknya pun optimis dapat membukukan kinerja bagus seiring dengan semakin kuatnya dukungan dari pemangku kepentingan, mengingat saat ini masih ketatnya likuiditas di pasar domestik.
Dalam tiga bulan terakhir, kata dia, AFI telah mendapatkan tambahan fasilitas kredit senilai Rp1 triliun dari beberapa bank nasional terkemuka seperti PT Bank BCA, Tbk (Rp300 miliar) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Rp.250 miliar).
“Dengan dukungan dari mitra perbankan dan luasnya jaringan usaha dari Bintraco Dharma Group, maka perseroan optimistis menargetkan pertumbuhan pembiayaan kendaraan naik sebesar 15% pada tahun depan,” jelasnya.
Dia menambahkan, di 2017 nanti, faktor perkembangan ekonomi akan sangat mempengaruhi kinerja industri pembiayaan di Indonesia. Begitu juga ancaman dari eksternal seperti potensi kenaikan suku bunga pinjaman.
Namun demikain, pihaknya tetap optimis dapat terus memberikan berkontribusi optimal serta menjalin kerjasama dengan banyak pihak, juga menerapkan efisiensi dan peningkatan produktivitas di setiap lini perusahaan.
Hingga November 2016, kata Sebastianus, perseroan telah berhasil menyalurkan pembiayaan sebesar Rp3,2 triliun atau meningkat sebesar 22% dari periode yang sama pada tahun lalu.
Penyaluran pembiayaan tersebut telah mencapai 95% dari target pembiayaan hingga akhir tahun 2016 sebesar Rp3,4 triliun dengan komposisi pembiayaan didominasi oleh kendaraan bekas dengan porsi sebesar 75%.
Sisanya, sebesar 25% merupakan pembiayaan kendaraan baru. Dengan kinerja yang seperti ini, perseroan berharap dapat tersenyum di akhir tahun nanti, karena telah berhasil mencapai target pertumbuhan pembiayaan sebesar 20%.
Tahun depan, perseroan optimistis memasang target pertumbuhan pembiayaan sebesar 15%. Untuk itu, perseroan telah bekerja sama dengan puluhan mitra perbankan nasional untuk mendukung modal kerja perusahaan.
“Selain yang berasal dari modal sendiri, portfolio sumber pendanaan perseroan sejauh ini lebih banyak berasal dari pinjaman bank, baik dalam bentuk kerjasama bilateral maupun kredit sindikasi,” pungkas Sebastianus.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid