(ist)

Jakarta, Aktual.com – Hasil analisis peta tingkat guncangan dari BMKG menunjukkan bahwa dampak gempa bumi berupa guncangan kuat terjadi di daerah Busugan, Meukobrawang, Pangwabaroh, Meukopuue, Tanjong, Meukorumpuet, Panteraja, Angkieng, dan Pohroh pada skala intensitas III SIG-BMKG (VI MMI).

“Seluruh wilayah ini diperkirakan berpotensi mengalami dampak gempa bumi berupa kerusakan ringan seperti retak dinding dan atap rumah bergeser,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan tertulisnya di Jakarta, Rabu (7/12).

Posko BNPB telah mengkonfirmasi ke BPBD. Dilaporkan gempa sangat kuat dirasakan selama 15 detik di Kabupaten Pidie Jaya dan Kabupaten Pidie. Laporan sementara dari BPBD ada beberapa rumah dan bangunan roboh.

Pusat gempa dangkal dan sumber gempa sendiri berasal dari sesar aktif yang menjadi pembangkit gempabumi ini adalah Sesar Samalanga-Sipopok Fault yang jalur sesarnya berarah barat daya-timur laut diperkirakan bangunan tidak tahan gempa akan mengalami kerusakan.

Gempa bumi tektonik dengan kekuatan 6,4 Skala Richter (SR) diketahui terjadi di wilayah Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh, Rabu (7/12). Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi terjadi pukul 05. 03 WIB dengan kekuatan M=6,5.

Pusat gempabumi terletak pada 5,25 LU dan 96,24 BT, tepatnya di darat pada jarak 106 km arah tenggara Kota Banda Aceh pada kedalaman 15 km. Gempa tidak memicu tsunami.

Kepala BPBD Kabupaten Pidie Jaya Puteh A Manaf kepada wartawan menyatakan, korban meninggal dunia akibat gempa yang mengguncang wilayah itu, Rabu (7/12) pagi bertambah menjadi 25 orang. Korban meninggal akibat tertimpa reruntuhan bangunan.

Selain korban meninggal, puluhan warga juga mengalami luka ringan dan berat yang kini sudah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pidie Jaya. Korban luka parah sebagian besar mengalami patah tangan dan kaki, akibat tertimpa bangunan beton yang roboh.

(Nailin Insa)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid