Jakarta, Aktual.com – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengakui masih banyak belanja-belanja pemerintah yang belum efisien. Padahal, belanja Kementerian dan Lembaga (K/L) tahun ini hingga Kuartal III-2016 sudah mencapai Rp1.305,5 triliun dari yang ditetapkan di APBN Perubahan 2016 sebesar Rp1.952,3 triliun.
“Sampai saat ini, ternyata masih banyak belanja pemerintah yang belum efisien. Makanya, belanja-belanja untuk operasional, rapat, perjalanan dinas, tahun ini dihemat,” tegas Direktur Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani di Jakarta, Kamis (8/12).
Untuk itu, kata Askolani, dengan masih adanya belanja pemerintah yang tak efisien itu, sehingga belanja pemerintah pun disebutnya tak akan terlalu tinggi.
“Makanya belanja yang lebih realistis itu adalah bukan belanja yang tinggi. Jadi potensi kita itu engga mungkin setinggi yang diperkirakan,” tegas dia.
Namun demikian, kata dia, sebagian besar belanja-belanja itu untuk kegiatan belanja yang produktif.
“Makanya saat ini, kita bisa lihat pembangunan-pembangunan infrastruktur dilakukan pemerintah sejak 2015 itu. Itu bagian dari shifting belanja yang semula banyak ke subsidi energi. Sekarang jadi lebih ke infrastruktur,” tegasnya.
Makanya, pihaknya optimis arah spending dan pembangunan pemerintah lebih ke belanja infrasstruktur. Karena ini akan berdampam jangka panjang ke ke depannya.
“Sampai 2015, belanja kita dominan untuk subsidi sebanyak Rp 450 triliun tiap tahun. Dan habis begitu saja, tak berdampak ke ekonomi. Yang nikmatin orang kaya. Sekarang dialihkan ke belanja produktif dan infrastruktur,” urai Askolani.
Dia pun mengklaim, dari belanja infrastruktur itu, sudah berdampak positif. Antara lain, proyek-proyek itu telah mengurangi pengangguran dan kemiskinan.
“Dan kalau sudah jadi, nantinya akan ada potensi-potensi ekononi di tempat-tenpat yang dulu terabaikan, entah di Maluku, Papua, Kalimantan, Sulawesi, dengan dukungan investasi yang lebih baik,” pungkasnya.
(Laporan: Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka