Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Hidayat Nur Wahid melakukan sosialisasi empat pilar MPR RI di Dapil, Pasar Minggu, Jakarta, Senin (20/6). Sosialisasi dilakukan di hadapan para ustadzah yang datang dari berbagai wilayah di Jakarta. AKTUAL/HO

Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menilai sudah saatnya bangsa Indonesia menggelorakan kecintaan kepada bangsa dan negara. Salah satunya dengan mementingkan moralitas atau akhlaq sebagai individu dan sebagai manusia yang bermasyarakat. Sebab, moralitas bukan hanya bersifat individual, tapi sangat terkait dengan lingkungan, manusia, dan umat beragama lainnya bahkan alam.

“Moralitas bangsa rujukannya adalah Pancasila sila pertama yakni Ketuhanan Yang Maha Esa, jika rujukannya pada UUD, maka moralitas adalah pjakan dasar bernegara,” ujar Hidayat dalam diskusi ‘Refleksi Kebangsaan’ sekaligus acara Launching Lomba Penulisan Bertema Kebangsaan 2017 “Islam dan Patriotisme Kebangsaan” di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (8/12).

Hidayat menuturkan, Indonesia  adalah keberagaman, Bhinneka Tunggal Ika. Dengan begitu hebatnya keberagaman Indonesia, kata dia, maka akhlak dan moralitas bangsa penting sekali untuk selalu disegarkan dengan berbagai cara yang baik. Termasuk dalam perlombaan.

“Lomba ini adalah salah satu kegiatan untuk menyegarkan.  Di lomba nanti, para penulis akan mengolah bagaimana cara menyegarkan kembali bahwa kita adalah bangsa Indonesia yang berakhlakul karimah, sehingga tidak terjadi sebuah kondisi yang seolah-olah moral itu hanya urusan pribadi dan berada di ranah pribadi tapi moral adalah terkait dengan dirinya juga lingkungannya dimana dia berada,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Hidayat juga mengingatkan akan pentingnya, bermanfaatnya dan berbahayanya sosial media. Di tengah begitu banyak informasi, kadang semua pribadi disibukkan dengan informasi yang serba instan dan dangkal tapi terus menerus membanjir dalam ruang hidup sehari-hari.

“Membanjirnya informasi instan secara terus menerus itu, hampir membuat tidak ada lagi pendalaman kehidupan untuk merefleksikan tentang akhlak,” lanjut Hidayat.

Sedangkan dalam kaitannya dengan perpolitikan Indonesia, menurut Wakil Ketua Dewan Majelis Syuro PKS ini, peran parpol sangatlah penting. Yakni, memberikan pendidikan politik.

“Tidak hanya pendidikan politik yang biasa saja tapi harus ditingkatkan lagi pendidikan politik kepada rakyat yang mencerahkan bangsa dan beretika atau berrmoral,” jelasnya.

Hal tersebut pun sangat diharapkan terjadi dengan tujuan menghilangkan dikotomi antara keberagamaaan dengan kebangsaan.

“Parpol PKS sudah memulai itu, dan saya melihat parpol lainnya juga sudah mulai melakukan itu,” pungkas Hidayat.

Diskusi Refleksi Kebangsaan ini sendiri berlangsung selama satu hari dengan menghadirkan beberapa pembicara yang sangat kapabel seperti Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, pengamat politik dari LIPI Prof, Siti Zuhro, Pengamat politik Yudi Latief serta penulis dan pengamat politik Irfan Hidayatullah.  Acara tersebut juga dihadiri Presiden PKS HM. Sohibul Iman dan Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini.

Nailin In Saroh

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan