Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudun memberikan pidato acara Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Kementerian Pertahanan dengan Organisasi Kemasyarakatan Dalam Kesadaran Bela Negara di Ruang Bhinneka Tunggal Ika, Kementerian Pertahanan, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (12/2/2016). Dalam acara tersebut dihadiri dari perwakilan ormas Dharma Wanita Persatuan, Komite Nasional Pemuda Indonesia, BP Silaturahmi Nasional Raja-Sultan Nusantara Indonesia. Ada pula Senkom Mitra Polri, Laskar Merah Putih, Ikatan Kebangsaan dan Bela Negara RI, Lembaga Indonesia Cerdas, Barisan Patriot Bela Negara, Bandung Karate Club, Garda Tipikor, Silat Sunda Institute.

Jakarta, Aktual.com – Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengatakan rencana kelompok teroris ISIS yang membangun markas di Filipina Selatan harus diwaspadai.

“Saya baru dari Filipina kemarin, saya sudah bilang dari enam bulan lalu itu, (teroris) akan membesar. Itu harus diwaspadai,” kata Menhan Ryamizard, Jakarta, Jumat (9/12).

Dia mengatakan rencana pembangunan markas ISIS di Filipina harus diantisipasi karena kegiatan ISIS dapat berdampak bagi ketertiban kawasan dan keamanan nasional.

Potensi ancaman yang dapat mengancam persatuan, kesatuan dan keutuhan bangsa Indonesia tidak hanya dapat berasal dari dalam negeri tapi juga dari luar negeri.

Untuk itu, masyarakat Indonesia harus bersama-sama memerangi setiap ancaman terhadap bangsa seperti terorisme. Terorisme juga harus diperangi baik oleh suatu negara maupun dengan kerja sama antarnegara.

Sebelumnya, Badan Intelijen Negara harus mengantisipasi rencana ISIS membangun basis di Filipina Selatan, karena berperan sentral melakukan upaya deteksi dini, kata anggota Komisi I DPR Charles Honoris.

“Informasi dari Panglima TNI bahwa ISIS sedang membangun basis di Filipina Selatan harus membuat aparat keamanan baik itu Polri, TNI maupun BIN lebih waspada,” katanya di Jakarta, Rabu (7/12).

Dia menjelaskan lembaga intelijen khususnya BIN memiliki peran sentral untuk melakukan upaya deteksi dini dan melakukan “intelligence sharing” kepada lembaga penegak hukum sehingga bisa mengantisipasi aksi-aksi terorisme yang mungkin terjadi.

Selain itu, menurut dia, adanya infiltrasi kelompok ISIS di berbagai jaringan di Tanah Air harus mendapatkan perhatian khusus.

“Beberapa ormas garis keras sudah terindikasi menjadi proxy dari ISIS di Indonesia bahkan ada pentolan ormas yang jelas-jelas membaiat warga untuk menjadi pengikut ISIS,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid