Meureudu, Aktual.com – Bahri 33 tahun, warga Desa Cubo, Kecamatan Pante Raja, Pidie Jaya, Aceh mengalami luka dibagian kepala akibat gempa Aceh, Rabu (7/12) pagi.
“Ini kepala saya bocor tertimpa bangunan dan sampai lima kali jahitan,” kata Bahri, Sabtu (10/12).
Kabupaten Pidie Jaya, Rabu (7/12) pagi diguncang gempa tektonik 6,4 SR dan menelan korban jiwa sebanyak 96 orang, sementara 660 lainnya mengalami luka berat dan ringan.
Pria beranak dua itu mengungksi di kompleks pemakaman mantan Panglima GAM Abdullah Syafi’i Bahri, mengakui setiap musibah adalah peringatan Allah kepada hambanya dan meski tertimpa bangunan dia bersyukur masih selamat.
“Syukur saya masih hidup dan masih ada kesempatan untuk bertaubat dan masih diamanahkan mendidik dua orang anak,” kata dia, yang sekali-kali mengusap kepalanya yang baru saja dibuka perban.
Rumah yang Bahri tempati bersama keluarga ambruk akibat guncangan gempa menjelang subuh itu, sementara istri dan anak-anaknya tidak mengalami luka.
“Saya malam itu di kamar sebelahnya dan keluarga saya semua baik-baiknya.”
Meski seisi rumah Bahri roboh dan berantakan akibat guncang gempa, dia mengakui tidak mengambil pusing, dan ia optimistis di balik musibah tersebut pasti ada hikmahnya.
Gempa pada pagi menjelah subuh itu juga telah meregut tiga nyawa warga Gampong Cubo dan 386 orang lainnya tepaksa mengungsi ketiga titik dan sejumlah rumah warga setempat mengalami rusah parah hingga rigan.
Lokasi pengungsian ini berjarak sekitar 20 kilometer dari pusat ibukota Kabupaten Pidie Jaya (Meureudu) atau tempuh membutuhkan waktu sekira satu jam dengan kecepatan rata-rata 50 kilometer per jam.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Wisnu