Ponpes yang terdampak gempa Pidie Aceh
Ponpes yang terdampak gempa Pidie Aceh

Aceh, Aktual.com – Wakil Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Dayah Ma’hadi ‘Ulum Diniyah Islamiyah Samalanga, Said Mahyiddin mengingat kembali peristiwa gempa bumi dasyat 6,5 SR yang ikut mengguncang Desa Mideun Jok pada pukul 05.05 WIB, (07/12) kemarin.

Ia pun tidak berhenti bersyukur, karena dari seluruh santrinya dapat menyelamatkan diri meski masih ada yang mengalami luka ringan akibat runtuhnya bagian masjid yang tengah dibangun di kawasan pesantren.

“Kejadiannya sekitar pukul 05.05 pada saat itu para santri sudah bangun, ada sedang mandi, sesudah wudhu untuk persiapan shalat subuh ada juga yang sudah masuk masjid sedang tahajud ataupun wirid,” kata Said kepada wartawan, disela-sela kunjungan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah berserta rombongan anggota dewan, Minggu (11/12).

Masih kata Said, sebelum gempa terjadi beberapa santri sempat mendengar dan melihat bagian material masjid bergerak, yang diyakini sebagai pertanda akan adanya guncangan gempa bumi.

“jadi santri yang sudah di dalam masjid melihat ada atap seng di bawah kubah, pada saat pertamanya runtuhnya hanya dalam bentuk-bentuk kecil. Saat itu suaranya sudah tidak nyaman lagi, sehingga yang lain berteriak mengusir temannya yang masuh di masjid untuk keluar,”papar dia.

“Alhamdulillah karena itu tidak ada korban meninggal yang di dalam masjid, untuk luka- luka ada sekitar 120 orang dari jumlah santri total putra-putri 5000 orang dan tenaga guru 650 orang ketika kejadian yang luka-luka ringan kami evakuasi ke Puskesmas terdekat,” ujarnya.

Said juga mengungkapkan jika dalam peristiwa itu lima orang ada yang mengalami luka berat seperti hancur tulang, lantaran tidak dapat menyelamatkan diri saat melakukan tugasnya membangunkan para santri untuk bersiap shalat subuh.

“Di antara mereka ada lima orang yang luka berat dan masih dirawat di rumah sakit Kabupaten. Ada bagian bangunan yang ambruk kebetulan bukan asrama melainkan bangunan yang juga digunakan untuk tempat tinggal, bangunan itu kemudian menimpa satu orang yang berada di lantai dasar yang sempat dikeluarkan, sedangkan dua lainnya berada di lantai dua berinisiatif loncat sehingga mengalami patah tulang dan satu orang mengalami oecah tulang karena tertimpa bangunan,” papar dia.

Keyika ditanya, apakah masih ada trauma yang dirasakan santri pasca gempa bumi kemarin?. Said mengatakan trauma hanya dirasakan saat pertama pasca gempa terjadi saja.

“Trauma pada saat-saat awal saja tapi sekarang sudah masuk normal, tapi memang belum kami benarkan untuk mondok di kamarnya masing-masing, kami masih menyuruh santri untuk tidur di ruang belajar yang terbuat dari kayu, karena memang lebih aman antisipasi karena masih ada beberapa kali gempa susulan seperti yang terjadi dari pagi tadi,” tandasnya.

(Laporan: Novrizal)

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang
Eka