Semarang, Aktual.com – Sutarmi Sunarso, ibunda Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi tutup usia, Senin (12/12) setelah beberapa hari dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang.

Berdasarkan keterangan Kepala Bagian Humas Setda Kota Semarang Achyani, yang ditemui di rumah duka, almarhumah menghembuskan nafas terakhir pada Senin, pukul 02.00 WIB di usia 87 tahun.

Para pelayat berdatangan silih berganti untuk bertakziah, termasuk dari jajaran pejabat, seperti Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko dan Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Tampak pula Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi, Bupati Semarang Mundjirin, jajaran DPRD Kota Semarang, dan para pejabat satuan kerja perangkat daerah di lingkup Pemerintah Kota Semarang.

Deretan karangan bunga ucapan duka cita dari berbagai pihak terlihat, mulai dari gapura kampung hingga sepanjang jalan menuju rumah duka di Jalan Lempongsari Nomor 372, Gajahmungkur, Semarang.

Banyaknya pelayat yang datang membuat mobil tak bisa masuk mendekati rumah duka sehingga harus diparkir di sepanjang Jalan Veteran, Semarang, dan sebagai gantinya disiapkan mobil antar-jemput.

Terlihat setidaknya dua mobil golf di lokasi yang bergantian mengantar-jemput para pelayat dari jalan raya menuju rumah duka yang jaraknya memang relatif jauh jika harus berjalan kaki.

Achyani menjelaskan Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi, memang sedang berdinas di luar kota ketika mendengar kabar ibundanya meninggal dunia, dan saat itu juga langsung bertolak ke Semarang.

Hendi terlihat tiba di rumah duka sekitar pukul 11.13 WIB dan langsung mencium jenazah ibundanya, dilanjutkan shalat jenazah, dengan raut wajah yang berduka, sembari menyalami para pelayat.

Sekitar pukul 13.15 WIB, jenazah ibunda Hendi diberangkatkan menuju Tempat Pemakaman Umum Bergota Semarang menggunakan mobil ambulans Pemkot Semarang, diiringi keluarga dan pelayat.

Salah satu cucu almarhumah, Arnaz Agung Andrar Asmara, mengakui kondisi kesehatan eyangnya memang naik turun sejak seminggu terakhir, dan sejak empat hari lalu dirawat di RSUD Kota Semarang.

“Dua tahun lalu, beliau sempat mengalami koma selama dua minggu, namun sehat kembali. Sebelum meninggal, almarhumah sempat meminta dituntun melafazkan kalimat takbir, Allahu Akbar,” katanya.

Semasa hidupnya, kata dia, Sutarmi dikenal sebagai sosok yang penuh kasih sayang dan bijaksana kepada anak dan cucunya, tetapi tetap tegas dalam menanamkan nilai-nilai kedisiplinan.

Almarhumah dimakamkan di sebelah pusara Hendrar Rukmi, kakak Hendi, sementara pusara suami almarhumah yang pensiunan tentara dimakamkan di kompleks pemakaman yang sama, namun berbeda blok.

“Keluarga Pak Hendi ada 10 bersaudara (putra-putri Sutarmi, red.), Pak Hendi merupakan anak yang terakhir (bungsu, red.). Kalau saya cucu dari anak yang pertama.”

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Wisnu