Semarang, Aktual.com – Pemerintah bakal mencabut subsidi bagi 18 juta pelanggan listrik rumah tangga berukuran 900 Volt Ampere per 1 Januari 2017. Keputusan itu menyusul percepatan proyek infrastruktur listrik yang dialihkan untuk 10 juta rumah tangga.
Kepala Unit Komunikasi dan Pengelolaan TNP2K Ruddy Gobel menyatakan, kebijakan itu bukan pencabutan listrik subsidi warga miskin, melainkan bagi pelanggan 900 volt ampere yang sudah mampu secara ekonomi.
“Diharapkan, bagi yang sudah warga yang mampu tidak lagi menerima subsidi listrik. Mereka agar legowo untuk pindah ke ukuran di atas 900 volt ampere,” ujar dia di usai sosialisasi pengalihan subsidi listrik gedung Gradika Semarang, Selasa (13/12).
Dari pengalihan itu, pemerintah berharap agar subsidi listrik benar-benar tepat sasaran bagi warga miskin. Kebijakan itu akan dialihkan ke daerah timur yang belum teraliri listrik.
“Untuk 10 juta rumah tanga yang belum berlistrik dan untuk menimbulkan keadilan listrik bagi masyarakat Indonesia,” tegas Rudy.
Ditegaskan, bagi pelanggan rumah tangga yang keberatan dengan harga keekonomian listrik 900 Volt Ampere tersebut bisa mengajukan komplain ke Kantor PLN terdekat. Jumlah yang dicabut sesuai data terpadu yang dimiliki Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).
“Saat ini yang menerima subsidi listrik adalah 25, 7 juta rumah tangga atau 40 persen masyarakatan dengan ekonomi terendah. Tapi, saat ini sedang dilakukan pencocokan data rumah tangga 900 Volt Amphere,” ungkap Rudy.
Dikatakan Rudy, masyarakat pelanggan listrik 900 Volt Ampere saat ini sudah banyak dikategorikan mampu.
“Mereka banyak yang menggunakan AC. Selama ini, mereka menerima subsidi lebih dari 100 ribu setiap bukan. Setelah 1 Januari, yang biasanya bayar listrik Rp.70 ribu akan menjadi Rp170 ribu. Jadi akan ada tambahan Rp.100 ribu,” jelas Rudy.
(Laporan: Muhammad Dasuki)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka