Washington, Aktual.com – Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) sedang mencoba membuat sebuah platform kerja sama untuk produsen minyak OPEC dan non-OPEC guna memulihkan stabilitas pasar, Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo mengatakan, Selasa (13/12).
Penurunan dramatis harga minyak sejak pertengahan 2014 telah menyebabkan industri menderita kontraksi investasi besar “lebih dari 300 miliar dolar AS pada 2015 dan 2016,” sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan energi masa depan, kata Barkindo dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Center for Strategic and International Studies (CSIS), sebuah kelompok riset di Washington DC.
“Menteri-menteri OPEC memutuskan sudah waktunya mengambil tindakan untuk industri,” kata Barkindo.
Dalam dua minggu terakhir, OPEC dan 11 produsen minyak non-OPEC yang dipimpin oleh Rusia setuju di Wina untuk memotong produksi sebesar hampir 1,8 juta barel per hari, efektif mulai 1 Januari selama enam bulan. Langkah ini segera mendorong harga minyak internasional naik.
“Ini adalah pertama kali terjadi antara kami dan negara-negara non-OPEC. Jadi tingkat komitmen yang telah kita lihat di Wina itu belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Barkindo.
Barkindo berharap kerja sama tersebut dapat “menjadi dasar yang kuat untuk platform global baru OPEC serta negara-negara non-OPEC yang akan membangun kerangka dialog struktural dan berkelanjutan serta kerja sama untuk meminimalkan pengaruh siklus ini dalam industri, khususnya volatilitas.” Ia juga ingin memperkuat dialog antara OPEC dan Amerika Serikat, importir penting dari kartel minyak dan salah satu produsen minyak terbesar di dunia yang didorong oleh revolusi minyak serpih (shale oil).
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arbie Marwan