Janet Yellen - The Fed Fund Rate naik. (ilustrasi/aktual.com)
Janet Yellen - The Fed Fund Rate naik. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Kenaikan suku bunga The Fed fund rate semalam direspon oleh otoritas pasar modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan penuh kehati-hatian.

Untuk itu, OJK berharap investor lebih melihat ke data-data makro perekonomian nasional yang masih dianggap stabil. Karena jika patokannya ekonomi global, investor akan berpikir dua kali untuk berinvestasi.

“Jadi, ketentuan atau aturan-aturan yang dikeluarkan pemerintah dan OJK memang dianggap masih belum memenuhi harapan investor tersebut,” tandas Kepala Eksekutif Bidang Pengawasan Pasar Modal OJK, Nurhaida, di acara Kustodian Sentra Efek Indonesia (KSEI), di Jakarta, Kamis (15/12).

Namun begitu, kata dia, kebijakan pemerintah ini cukup berhasil menjaga kondisi ekonomi di tengah gejolak ekonomi global.

Dia mengatakan, keputusan pemerintah terkait kebijakan investasi seharusnya bisa menjadi perhatian investor untuk menentukan besaran alokasi investasi di pasar modal.

“Karena pasar modal itu sangat sensitif terhadap keputusan-keputusan pemerintah terkait investasi,” jelas dia.

Selain kebijakan investasi, kata Nurhaida, keputusan berinvestasi juga harus mempertimbangkan sejumlah data-data makroekonomi domestik di saat perekonomian global berada pada fase ketidakpastian.

“Isu-isu makro adalah sangat penting sebagai referensi utama dalam berinvestasi,” ungkap dia.

Nurhaida menilai, semua peristiwa global di 2016 yang memicu gejolak ekonomi dunia telah berdampak pada kinerja pasar modal Indonesia.

“Isu The Fed, Brexit dan penurunan ekonomi China sangat berpengaruh ke pasar modal global, termasuk pasar modal kita,” imbuhnya.

Namun demikian, jelas Nurhaida, hingga saat ini kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan yang terbaik kedua di dunia.

“Pada awal tahun (2016) dibuka 4.526 dan menaik secara gradual hingga Juli mencapai 4.800-an dan September sekitar 5.400-an atau mengalami kenaikan signifikan sebesar 11 persen,” papar Nurhaida.

Dia kembali menegaskan, penurunan IHSG yang sempat mencapai 4 persen pasca terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS merupakan pelemahan yang bersifat sementara.

“Sekarang ini IHSG sudah naik 15 persen dan menjadi yang tertinggi kedua di antara bursa saham utama dunia,” pungkas dia.

(Laporan: Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka