Janet Yellen - The Fed Fund Rate naik. (ilustrasi/aktual.com)
Janet Yellen - The Fed Fund Rate naik. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Pasca kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), the Fed fund rate (FFR) semalam, reaksi pelaku pasar modal langsung bereaksi negatif.

Setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka memerah, kemudian dana-dana asing banyak yang keluar atau capital outflow. Dana-dana itu kembali ke asalnya di AS sana. Tercatat ada setengah triliun lebih dana yang keluar pada pagi tadi.

Menurut Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistio pelaku pasar di dalam negeri memang terlalu cepat reaksinya. Menurutnya, reaksi pasar justru selalu lebih cepat sebelum keputusan kenaikan FFR.

“Jadi pasar di kita ini, istilahnya restore in. Pasar modal itu naiknya mendahului naiknya perekonomian dan turun justru mendahului turunnya perekonomian. Karena revisi pasar modal selalu begitu kejadiannya,” tandas Tito di Jakarta, Kamis (15/12).

Menurutnya, pelaku pasar modal justru lebih khawatir terhadap kondisi perekonomian China dibanding dampak dari kebijakam di AS. Termasuk terkait kemenangan Donald Trump sebagai Presiden AS yang akan menyampaikan pidato sebagai presiden pada tanggal 22 Januari 2017 nanti.

“Karena apa yang dilakukan Trump itu, mestinya cuma AS therotically saja. Jadi terima hal ini. Tapi apa yang terjadi di China akan besar dampaknya ke perekonomian kita,” ungkap Tito.

Sejauh ini, kata dia, kondisi IHSG saat ini masih sangat positif. Jika dibandingkan dengan pasar modal negara tetangga, masih lebih baik. Seperti yang dialami bursa Filipina justru mencatatkan aksi jual lebih dalam dan indeks SET dari Thailand juga mengalami penurunan hingga 28% secara year to date.

“Dengan kondisi saat ini, dimana pertumbuhan IHSG masih nomor dua tertinggi dibanding bursa dunia lainnya, maka kita tetap optimis,” ujar Tito.

The Fed sendiri akhirnya menaikan suku bunganya, FFR sebesar 25 basis poin, dari 0,25-0,50 persen menjadi 0,50-0,75 persen. Kondisi yang ditakutkan banyak pihak itu, dianggap yang berpotensi terjadinya capital outflow. Dan ternyata kejadian hari ini.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka