Jakarta, Aktual.com – Di hadapan ratusan ulama se-Jawa Timur (Jatim), Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar mengingatkan kembali pentingnya revitalisasi Ruhul Jihad Ulama dan penguatan pengamalan ajaran Ahlulsunah Wal Jamaah (Aswaja) untuk melindungi umat seiring menguatnya ideologi ekstrim.
“Harus ada revitalisasi Ruhul Jihad Ulama dan penguatan pengamalan Aswaja untuk menanggapi berbagai masalah umat,” katanya saat membuka acara Halaqoh Ulama Rakyat regional Jatim di Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanayar, Jombang, seperti keterangan resmi yang diterima, Senin (19/12).
Cak Imin, anggilan akrabnya, berkata, posisi Indonesia pada era modern saat ini mengalami perubahan begitu dasyat, begitu pun posisi agama.
Ia melanjutkan, majunya demokrasi dan teknologi informasi melahirkan arus baru yang melahirkan rasa frustasi dan krisis kemanusiaan. Menguatnya kelompok ultra kanan di kawasan Timur Tengah tidak dapat dilepaskan dalam dua hal tersebut.
“Demokrasi Indonesia telah melahirkan kesejahteraan bagi umat Islam, namun juga melahirkan kelompok ultra kanan. Dari mulai ISIS, FPI, HTI, MTA sampai menguatnya kelompok liberalisme. Yang membahagiakan adalah menguatnya gairah keagamaan di Indonesia,” ujarnya.
Yang menjadi pertanyaan adalah, kata Cak Imin, di mana posisi Nahdlatul Ulama (NU) dan PKB sekarang? Sementara kebanyakan tokoh ulama dengan latar belakang NU masih enggan memanfaatkan kekuatan IT. Padahal, aksi Bela Islam pada 212 merupakan puncak dari capaian pengelolaan kecanggihan komunikasi dan media sosial itu.
“Tapi alhamdulilah, ternyata saat ini telah banyak ponpes yang menggunakan dan memanfaatkan Facebook. Kedepan dibutuhkan sinergi ulama untuk mengawal umat melalui dunia, yang faktanya telah menghilangkan sekat-sekat yang ada, ” tandas dia.
Politisi muda Islam itu menegaskan, inilah personal diadakannya Halaqoh Ulama Rakyat agar kekuatan NU tdak mudah diombang-ambingkan oleh situasi yang tidak menentu.
“Dengan Halaqoh Ulama Rakyat ini lah, kita semua berharap dapat merekatkan kembali ukhuwah wathoniyah di atas kepentingan lain. Dengan halaqoh inilah diharapkan komunikasi antara rakyat dengan ulama bisa berjalan dengan baik,” kata Cak Imin.
Perlu diingat, ujar Cak Imin, ulama telah terbukti memberikan kontribusi yang besar dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Dalam setiap krisis melanda, ulama berada dalam garis terdepan menyelamatkan NKRI.
Sejak era sebelum lahirnya bangsa Indonesia, era kemerdekaan, era demokrasi terpimpin, Orde Baru dan era reformasi, ulama selalu terlibat aktif dalam memberikan solusi-solusi kebangsaan.
“Kecintaaan para ulama terhadap bangsa Indonesia, tidak dimiliki oleh ulama ulama dinegara mana pun,” pungkas dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid