Jakarta, Aktual.com – Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri sejauh ini telah menangkap 14 orang terduga teroris yang terkait dengan kelompok MNS yang berbaiat ke ISIS.
“Ada 14 orang yang diamankan, mereka teridentifikasi satu jaringan,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Martinus Sitompul, di Mabes Polri, Jakarta, Senin (19/12).
Pada Sabtu (10/12), Densus 88 menangkap tiga terduga teroris, MNS dan AS (laki-laki) serta DYN (perempuan).
MNS dan AS ditangkap di jalan layang Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat. Sementara DYN ditangkap di rumah kontrakan di Jalan Bintara Jaya 8 Bekasi.
M. Nur Solikhin alias MNS (26 tahun) berperan sebagai pimpinan jaringan ini. Ia juga merekrut langsung DYN, AS, Suyanto, dan KF serta menerima transfer dana dari petempur ISIS asal Indonesia, Bahrun Naim.
Agus Supriyadi (AS) alias Agus bin Panut Harjo Sudarmo (36) berperan menyewa mobil rental untuk mengantar bom ke Bekasi, bersama MNS menerima bom dari Suyanto di Karanganyar dan mengantarkannya ke Bekasi.
Dian Yulia Novi (DYN) alias Ayatul Nissa Binti Asnawi (27), merupakan ibu rumah tangga. Ia diproyeksikan sebagai calon “pengantin” aksi bom bunuh diri.
Kemudian Suyanto (40) alias Abu Iza alias Abu Daroini Bin Harjo Suwito ditangkap didaerah Sabrang Kulon Matesih, Kabupaten Karanganyar, Solo, Jawa Tengah pada Sabtu (10/12) malam.
Suyanto yang bekerja sebagai petani ini perannya menyediakan rumahnya menjadi tempat untuk merakit bom, mengantar bom tersebut dari rumahnya ke pom bensin dekat waduk di Karanganyar untuk diserahkan ke MNS dan AS.
Selanjutnya pada Minggu (11/12), tim Densus 88 kembali menangkap tiga terduga teroris jaringan MNS.
Ketiganya ditangkap di tiga daerah berbeda, yakni terduga teroris berinisial KF (22) ditangkap di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur; APM Khafid Fatoni (KF) alias Toni bin Rifai yang merupakan mahasiswa, berperan membuat bahan peledak TATP di rumahnya di Ngawi berdasarkan panduan dari Bahrun Naim melalui komunikasi internet dan merakit bom bersama MNS di rumah Suyanto.
“KF sering berkomunikasi dengan Bahrun Naim,” ujarnya.
Arinda Putri Maharani (APM) alias Arinda Binti Winarso (25) merupakan ibu rumah tangga, perannya mengetahui rencana pembuatan bom dan menerima dana untuk membuat bom.
Wawan Prasetyawan (WP) alias Abu Umar Bin Sakiman (24) sebagai buruh bangunan. WP berperan menyimpan bahan peledak atas perintah MNS.
“Dari hasil pengembangan penangkapan Wawan, ditangkap tiga orang terduga teroris lainnya,” paparnya.
Teror bom Tiga orang tersebut yakni Imam Syafii (33) yang terindikasi sebagai pelaku teror bom molotov di toko Alfamart, Solo pada 5 November dan teror di Candi Resto, Solo Baru pada 3 Desember 2016.
Selanjutnya Sumarno (44) ditangkap di Klaten. Kemudian terduga teroris selanjutnya, Sunarto (30) dari Karanganyar, Jawa Tengah keterlibatannya diduga sebagai pelaku teror di Candi Resto, Solo Baru.
Selanjutnya Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri bersama Polres Tasikmalaya menangkap terduga teroris perempuan berinisial TS alias UA.
“TS alias UA ditangkap pada Kamis 15 Desember 2016, sekitar pukul 04.30 WIB di rumah kontrakan Jalan Padasuka, Babakan Jawa RT 03 RW 10 Kelurahan Sukamaju Kaler Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya,” tuturnya.
TS yang merupakan ibu rumah tangga ini diduga terlibat memberikan motivasi kepada terduga teroris lainnya, DYN untuk “berjihad”. Selain itu, TS juga memiliki andil mempertemukan DYN dengan MNS.
Di hari yang sama, Densus menangkap terduga teroris Ika Puspitasari (IP), warga Dusun Tegalsari, Desa Brenggong, Kabupaten Purworejo.
Ika ditangkap di musola Dusun Tegalsari, Desa Brenggong, Kecamatan Purworejo saat sedang ikut mempersiapkan kegiatan Maulid Nabi SAW.
Selanjutnya, pada Minggu (18/12), polisi juga menangkap tersangka teroris Tri Setiyoko (TS), warga Kampung Sewu RT 01 RW 07 Kecamatan Jebres Solo.
Tri Setiyoko diduga ada hubungannya dengan kejadian bom molotov di Serengan Solo dan Grogol Sukoharjo.
Polisi juga menangkap terduga teroris lainnya, Yasir (Ysr) warga Jalan Progo RT 04 RW 02 Semanggi, Solo.
“Perannya, TS dan Ysr diduga sebagai peracik, pembuat bom yang akan diledakkan di Pulau Jawa, dimana IP diproyeksikan sebagai ‘pengantinnya’,” katanya.
(Ant)
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby