Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali melontarkan kekesalannya. Kali ini, Menkeu menyindir sektor perbankan yang selama ini kurang berkontribusi terhadap pembiayaan sektor infrastruktur.
Selama ini, kata Menkeu, kontribusi perbankan masih di bawah 10 persen dalam keterlibatannya dalam pembiayaan proyek-proyek infrastruktur. Kontribusi ini dianggap sangat rendah, termasuk bank BUMN. Padahal kehidupan para bankir cukup mewah.
“Sejauh ini, bank-bank di Indonesia partisipasinya di bidang financing di infrastruktur antara 8-10 persen,” cetus Menkeu di acara Seminar Nasional Infrastruktur 2016 yang digelar PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII), di Jakarta, Kamis (22/12).
Perilaku perbankan, kata Menkeu, masih mau menampung dana-dana seperti tabungan dan deposito, tapi ogah untuk membiayai proyek infrastruktur. “Memang pembiayaan infrastruktur ini return-nya lama. Sekitar 20-30 persen. Ini yang membuat bankir enggak mau masuk ke infrastruktur,” jelas Sri Mulyani.
Kekesalan Sri Mulyani ini, terutama terhadap bank-bank pelat merah. Menurutnya, mereka sudah digaji tinggi, tapi keberpihakan terhadap proyek infrastruktur masih minim.
“Bankur dari bank BUMN itu digaji tinggi dan memang pinter-pinter bagaimana mereka meng-address-nya (untuk membiayai proyek infrastruktur). Kalau cuma dagang dan dapat dari tabungan dan deposito, ya saya saja yang jadi bankur,” jelas dia.
Kondisi ini dianggapnya masih missmatch antara proyek infrastruktur dengan keberpihakan bank-bank itu. “Makanya, saya ingin challange para bankir ini. Mereka yang hidupnya keren dan mewah setiap hari. Jangan hanya hidup di comfort zone,” cetusnya.
Padahal, kata dia, masyarakat sendiri pada intinya sangat tertarik untuk ikut membiayai proyek-proyek infrastruktur. Terbukti dari ketertarikan mereka untuk membeli Surat Utang Negara (SUN).
“Setiap hari pemerintah jual SBN dan SUN. Itu ternyata oversubscribe. Jadi potensi dana masyarakat (untuk proyek infrastruktur) itu tetap ada,” ujarnya.
Laporan: Busthomi
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby