Gedung BNI

Jakarta, Aktual.com – Kinerja perbankan di tahun 2017 diprediksi akan mulai ekspansif setelah dua tahun ini menahan laju kreditnya. Hingga akhir tahun ini, laju kredit perbankan sendiri cuma bertumbuh sekutar 7 persen.

Namun kendati dianggap mulai ekspansif, pergerakan kredit tahun depan tak lebih dari 11 persen. Angka yang tak terlalu besar ini justru ditargetkan di tengah konsumsi rumah tangga dan konsumi pemerintah yang mulai mengalami peningkatan.

“Potensi pertumbuhan kredit perbankan di 2017 akan relatif lebih baik dibanding 2016. Tahun depan ada potensi pertumbuhan kredit menginjak double digit. Mungkin kalau 11 persen, rasanya masih bisa,” ujar Sekretaris Perusahaan BNI, Ryan Kiryanto, di Jakarta, Kamis (22/12/2016).

Menurutnya, perlambatan pertumbuhan kredit di 2016 ini tidak lepas dari ketidakpastian ekonomi global yang diperkirakan akan berlanjut hingga tahun depan.

“Perekonomian dunia pada 2016 mengalami stagnan, dan akan ter-carry over di 2017,” ungkapnya.

Namun, kata dia, ada dua faktor pengungkit pertumbuhan kredit di 2017, yakni peningkatan konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah.

“Pertumbuhan ekonomi 2017 akan berkisar 5,1-5,3 persen yang lebih besar disumbang komponen konsumsi rumah tangga dan pemerintah,” ujarnya.

Ryan menyebutkan, konsumsi rumah tangga diperkirakan akan melanjutkan tren peningkatan dari posisi per September 2016 sebesar 5 persen. “Jadi, peningkatan permintaan rumah tangga terhadap kredit akan terus naik,” kata Ryan.

Dia kembali melanjutkan, pertumbuhan kredit akan ditopang oleh tingginya belanja pemerintah di proyek-proyek infrastruktur.

“Pemerintah memiliki strategi untuk menyerap anggaran lebih cepat. Semua transaksi barang dan jasa di 2017 akan dipercepat,” tutur dia.

Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia (BI) mencatat, pertumbuhan kredit Oktober 2016 tercatat sebesar 7,5 persen (yoy) atau lebih tinggi dari realisasi per September 2016 sebesar 6,5 persen.

Pewarta : Busthomi

Artikel ini ditulis oleh:

Bawaan Situs