Mataram, Aktual.com – Banjir setinggi 2 meter kembali menggenangi Kota Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat akibat hujan deras yang mengguyur derah tersebut.
Kepala Pusat data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam laporan tertulis yang diterima wartawan, Jumat, mengatakan terjadinya banjir di kota Bima, menyusul adanya peningkatan pertumbuhan awan yang meluas di seluruh wilayah di Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu telah menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada Jumat (23/12) pukul 11.30 WITA.
BMKG memperkirakan hujan akan berlangsung hingga pukul 14.30 WITA. Kondisi ini menyebabkan debit sungai Paruga naik kembali dan sebagian banjir telah menggenangi permukiman. Wilayah yang dilanda banjir kembali adalah di Jatiwangi, Rabasalo, Paruga, Tanjung dan Dara.
Saat ini, kata, jembatan Padolo miring di bagian ujung sehingga jalan ditutup. Daerah di Pena To’i terendam banjir dan masyarakat dievakuasi kembali.
Demikian juga di Lewirato terendam banjir, sehingga sebagian masyarakat kembali mengungsi. Masyarakat yang telah kembali ke rumahnya sibuk membersihkan sisa banji.
Sedangkan sebagian kembali mengungsi karena khawatir banjir akan semakin tinggi lagi. Masyarakat mengungsi ke sejumlah tempat, seperti Masjid Baitul Hamid dan Masjid Agung Kota Bima.
Tidak hanya itu, PLN telah memberitahukan kepada Kepala BPBD bahwa pasokan listrik ke kota Bima untuk sementara dipadamkan karena banjir sudah mulai masuk ke Gardu Induk Bima. Untuk menjaga keamanan dan keselamatan maka listrik dipadamkan untuk sementara waktu pada pukul 12.00 WITA.
“Penanganan darurat pascabanjir pada Rabu (21/12) terus dilakukan. Pada, Jumat pagi telah dilakukan rapat koordinasi pembentukan Pos Komando Tanggap Darurat Banjir Kota Bima dan penetapan status keadaan darurat yang dipimpin Wali Kota Bima,” katanya.
Masa tanggap darurat ditetapkan selama 2 minggu dari Rabu (22/12) hingga Rabu (4/1) 2017.
Selain itu juga telah ditetapkan Komandan Posko adalah Sekretaris Daerah Kota Bima dengan Wakil Komandan 1 adalah Kapolres Kota Bima dan Wakil Komandan 2 adalah Komandan Kodim Bima. Posko berada di kantor Wali Kota Bima.
Pendataan masih terus dilakukan BPBD Kota Bima, ada 6 kecamatan yang terdampak banjir yaitu Kecamatan Empunda, Rasanae Timur, Asa Kota, Raba, Rasanae Barat, dan Rasanae.
Wilayah di Kecamatan Empunda daerah yang terdampak meliputi Kelurahan Sadia, Pena To’i, Lewi Rato, Santi, Panggi dan Mande. Di Kelurahan Pena To’i Kecamatan Empunda terdapat 1.126 KK terdampak.
Data sementara dari BPBD Kota Bima dilaporkan terdapat 593 rumah rusak berat, 2.400 rumah rusak sedang, 16.226 rumah rusak ringan. Belum ada laporan korban jiwa meninggal. Kemarin telah ditemukan anak yang dilaporkan hilang sebelumnya dalam kondisi selamat.
Di Kecamatan Rasanae Timur terdapat 4 kelurahan terdampak yaitu Kelurahan Kodo, Kumbe, Lampe, dan Dodu. Di Kelurahan Dodu terdapat 29 KK terdampak, 17 rumah rusak berat, 12 rumah rusak ringan, masjid 1, SD 1 dan 294 hektar sawah rusak, dan 2 jembatan rusak berat.
Di Kecamatan Asa Kota meliputi Kelurahan Jatiwangi dan Melayu. Di Kecamatan Raba meliputi Kelurahan Rabangodu Selatan dan Kondo. Di Kecamatan Rasanae Barat meliputi Kelurahan Tanjung dan Dara.
Sementara itu, dampak banjir di Desa Maria Utara Kecamatan Wawo Kabupaten Bima terdapat 5 rumah hanyut, 11 rumah rusak berat, 49 rumah rusak ringan. Di Desa Maria terdapat 3 rumah hanyut, 8 rumah rusak berat, dan 8 rusak ringan.
Bantuan terus dikirim ke Kota Bima. BNPB memberikan bantuan dana siap pakai untuk operasional posko dan personil. Tim Reaksi Cepat BNPB terus mendampingi BPBD dalam penanganan darurat, baik bantuan pendanaan, logistik, peralatan, manajerial dan tertib administrasi.
Gubernur NTB juga menyerahkan 1.100 dus mi instan, 1100 dus air mineral, 50 dus biskuit, 480 paket lauk-pauk, 480 lembar terpal, 480 buah matras dan 480 buah selimut serta 3 ton beras.
BPBD, BNPB, TNI, Polri, Tagana, PMI, Basarnas, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian PU Pera, SKPD, relawan dan masyarakat terus melakukan penanganan darurat di Kota Bima.
Kebutuhan mendesak saat ini adalah makanan siap saji, pakaian, selimut, air bersih, air mineral, tenda, matras, pelayanan medis dan obat-obatan, peralatan kebersihan seperti sapu, kain pel, sekop dan lainnya untuk membersihkan lumpur.
ANT
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arbie Marwan