Jakarta, Aktual.com – Beban pemakaian listrik pada saat perayaan Natal dan pergantian tahun diproyeksikan berkurang 18 persen hingga 24 persen dibandingkan pada kondisi pemakaian listrik di hari kerja biasa.
“Pada tahun ini, beban puncak saat Natal diperkirakan turun sebesar 18 persen,” ujar Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka saat menerima kunjungan Menteri ESDM Ignasius Joban di PLN Pusat Pengaturan Beban, di Gandul, Cinere, Depok, Sabtu (24/12).
“Bahkan beban puncak saat pergantian tahun lebih besar lagi penurunannya yakni sebesar 24 persen dibandingkan dengan beban puncak pada Oktober 2016 yang berada pada besaran 25.051 MW (megawatt),” sambung dia.
Menurut Made kondisi ini terjadi karena pada dua hari tersebut industri yang mengkonsumsi tenaga listrik sangat besar dan perkantoran serta pusat-pusat bisnis berhenti beroperasi.
Berdasarkan kondisi tersebut, pasokan tenaga listrik selama periode Natal dan Tahun Baru pada sistem kelistrikan Jawa-Bali berda pada kondisi cukup.
“Artinya beban puncak lebih kecil dari daya mampunya sehingga menghasilkan cadangan listrik (reserve margin) yang cukup besar,” terangnya.
Untuk kelistrikan di Jawa-Bali, saat ini beban puncak (BP) mencapai 25.051 MW. Kondisi beban puncak siang hari sebesar 24.134 MW dan Reserve Margin sebesar 32.34 persen.
“Pada saat malam Natal diperkirakan beban puncak mencapai 20.386 MW terjadi pada pukul 19.00 WIB,” kata dia.
“Sedangkan beban puncak pada malam Tahun Baru diperkirakan sebesar 18.903 MW pada pukul 19.00 WIB pada malam Tahun Baru. Untuk beban puncak pada 1 Januari 2017 diperkirakan sebesar 16.882 MW terjadi pada pukul 13.30 WIB,” jelas Made.
PLN memperkirakan secara umum beban puncak kelistrikan Jawa-Bali pada tahun 2017 akan mencapai 26.053 MW atau tumbuh 40 persen. “Untuk melayani masyarakat, PLN buka Posko Siaga Listrik Natal dan Tahun Baru,” tandasnya.[Fadlan Syam Butho]
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid