Jakarta, Aktual.com – Energy Watch Indonesia (EWI) mencatat perjalanan kinerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada tahun 2016 tidak menoreh hasil yang baik, bahkan menjadi tahun yang sangat burut.

“Catatan saya tentang perjalanan ESDM selama 2016, sangat tidak layak mendapat apresiasi positif. Bahkan tahun 2016, menjadi tahun yang sangat buruk bagi perkembangan sektor ESDM,” kata Direktur Eksekutif EWI, Ferdinand Hutahaean, Minggu (25/12).

Menurutnya, ada beberapa penyebab yaitu, lamanya waktu yang dibutuhkan Presiden Jokowi untuk mencari pengganti Archandra Tahar dari kursi Menteri ESDM, telah menghambat program Kementerian.

Selanjutnya kebijakan Plt Menteri ESDM saat itu, Luhut Binsar Panjaitan dipandang berpihak pada kepentingan korporasi. Yang juga tak kalah penting di tahun 2016, permasalahan lifting tak kunjung meningkatkan sementara cost recovery makin membengkak dan jumlah KKKS semakin berkurang.

Mengenai blok gas Masela, hingga saat ini perkembangannya belum terlalu berarti. Ini juga telah menguras energi publik dan membuat pemerintah tidak fokus bekerja sepanjang 2016 akibat kisruh yang terjadi.

“Masela tidak kunjung ada kemajuan. Terlalu banyak orang bermain opini di sektor ini,” ujarnya.

Hal lain mengenai program listrik 35.000 MW dan komitmen EBT. Untuk listrik 35.000 MW sudah dipastikan tidak mencapai target hingga 2019. Bahkan dia memprediksi pencapaian itu lebih konservatif di angka 10.000 hingga 12.000 MW.

(Laporan: Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka