Jakarta, Aktual.com – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengklaim lifting minyak dan gas bumi tahun 2016 berhasil melampaui target yang telah ditetapkan dalam Anggaran, Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P).
Kepala Bagian Humas, Taslim Z Yunus mengatakan dalam APBN-P 2016, lifting ditargetkan sebesar 820 ribu barel per hari (BOPD) untuk minyak, sedangkan untuk gas sebesar 6.438 juta kaki kubik (MMSCFD). Realisasinya hingga November mencapai 822 ribu BOPD untuk minyak dan 6.643 BOPD untuk gas.
“Sebelumnya rata-rata lifting migas selalu di bawah APBN. Mudah-mudahan tahun depan bisa dicapai sesuai target yang sudah dicanangkan DPR,” kata Taslim melalui rilis Ditjen Migas yang diterima di Jakarta, Minggu (25/12)
Menurut Taslim, kontribusi terbesar lifting didapatkan dari kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ExxonMobil Cepu Ltd yang mencapai kapasitas fasilitas produksi sebesar 185.000 BOPD. Selain itu, Blok Rokan, Pertamina EP, Mahakam dan Offshore Northwest Java (ONWJ). Sementara kontributor gas terbesar adalah Blok Mahakam, Berau, Pertamina EP, Corridor dan Senoro-Toili.
Produksi tersebut berasal dari 67 wilayah kerja migas yang sudah berproduksi. Sebagian besar lapangan migas pada wilayah-wilayah kerja tersebut sudah dikategorikan sebagai lapangan tua (mature field) dengan produksi yang terus menurun secara alamiah. KKKS yang mengerjakan wilayah kerja ini melakukan tiga program utama untuk menekan laju penurunan produksi alamiah ini, yaitu pengeboran sumur pengembangan, kerja ulang (work over), dan perawatan sumur (well service).
“Dari awal tahun sampai akhir November, Kontraktor KKS produksi telah mengerjakan 212 pengeboran sumur pengembangan, 1.055 kegiatan work over dan 33,925 kegiatan perawatan sumur,” ujar Taslim.
Sementara pada tahun 2016 ini, SKK Migas juga telah menyetujui 28 POD. Pengembangan lapangan baru ini diharapkan akan menambah cadangan minyak sebesar 142,45 juta barel dan cadangan gas sebesar 0.645 TSCF.
Sementara itu, reserve replacement ratio (RRR) yang dihasilkan pada tahun 2016 sebesar 47,99 persen untuk minyak dan untuk gas 27 persen dan masih ada 23 POD yang dalam pembahasan.
(Laporan: Dadangsah Dapunta)
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka