Jakarta, Aktual.com – Kinerja BUMN obat-obatan, PT Indofarma (Persero) Tbk mengeluh adanya pemangkasan anggaran yang dilakukan pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan dalam Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017.
Dengan adanya pemangkasan anggaran itu, emiten berkode INAF itu tergerus labanya hingga akhir tahun ini. Perseroan sendiri diperkurakan hingga akhir tahun hanya akan meraup laba sebesar Rp7,89 miliar. Padahal semula ditargetkan mencapai Rp30 miliar.
“Karena dengan adanya pemangkasan anggaran itu, tender yang sudah kami dapat dari Kemenkes mencapai Rp450 miliar dengan margin Rp20 miliar, tapi kemudian hilang Rp20 miliarnya itu,” tandas Direktur Utama INAF, Arief Budiman saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (27/12).
Seperti diketahui, Kementerian Kesehatan dipangkas anggarannya sebanyak Rp5,5 triliun dalam APBNP 2016. Dengan pemotongan ini, anggaran kesehatan yang disalurkan lewat Kemenkes hanya tersisa Rp57,5 triliun, setelah sebelumnya juga dipangkas sebesar Rp1 triliun.
Menurut Arief, perolehan laba perseroan ini didapat dari peningkatakan obat dan bahan baku obat-obatan herbal. Dari kedua jenis produk itu, akan menyumbang 20% dari total pendapatan.
“Seperti misalnya terkait ekstrak jahe, dari situ kami bisa dapat marjin sekutar 25 kali lipat,” tandasnya.
Peningkatan penjualan obat dan bahan baku obat herbal juga ditopang mulai beroperasinya fasilitas herbal di tengah penungguan sertifikasi CPOTB. Sehingga akan dapat menampung produksi dari produsen lain.
“Ada beberapa produsen obat yang menitip ekstrasi ke kami,” terangnya tanpa merinci lebih jauh nama produsen obat tersebut.
Untuk penjualan di tahun depan, pihaknya menargetkan penjualan Rp2,117 triliun dan laba bersih Rp30,482 miliar. Peningkatan laba itu ditopang oleh penurunan biaya produksi dan biaya bunga pinjaman. Namun kemudian tergerus oleh kebijakan pemangkasa anggaran Kemenkenes dalan APBNP 2016 itu.
(Laporan: Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka