Jakarta, Aktual.com – Taiwan mewaspadai ancaman musuh, yang meningkat dari hari ke hari, setelah kapal perang China dipimpin satu-satunya kapal induknya berlayar menuju Provinsi Hainan melalui Laut China Selatan untuk melakukan pelatihan berkala.

China memberikan sedikit keterangan mengenai kapal induk Liaoning buatan Uni Soviet itu demi keamanan pelatihan rutin. Taiwan menganggap kapal induk itu mengitari perairan di luar daerah pengenalan pertahanan udara wilayah timur.

Kapal induk itu diperkirakan tiba di pangkalan militer China di Pulau Hainan, China selatan, Selasa malam, kata pernyataan Kementerian Pertahanan Taiwan.

Pelatihan tersebut dilakukan di tengah ketegangan terkini dengan Taiwan, yang diklaim China sebagai bagian dari wilayahnya dan menyatakan tidak memenuhi syarat untuk melakukan hubungan kenegaraan dengan negara lain, menyusul pembicaraan telepon presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump dengan Presiden Taiwan. Percakapan keduanya membuat Beijing marah.

“Ancaman musuh kami makin meningkat hari demi hari. Kami akan selalu meningkatkan kewaspadaan pada alat tempur kami,” kata Menteri Pertahanan Taiwan Feng Shih-kuan.

“Kami perlu meningkatkan latihan (tentara kami) sehingga mereka tidak hanya bisa siap menghadapi peperangan, melainkan juga menghancurkan musuh dan menjalankan misi tersebut,” ujarnya.

Pernyataan Feng disampaikan dalam sambutan di acara kementerian untuk menandai dukungan pejabat senior militer, Selasa (27/12).

Angkatan Udara China melaksanakan latihan berjelajah panjang pada bulan ini di atas wilayah Laut China Timur dan Selatan yang membuat Jepang dan Taiwan marah. China menyatakan bahwa latihan tersebut juga rutin.

China mendaku hampir seluruh wilayah perairan Laut China Selatan yang setiap tahun dilintasi kapal dagang bernilai 5 triliun dolar AS itu.

Beberapa negara tetangga, seperti Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga sama-sama mendaku wilayah Laut China Selatan.

Pentagon tidak secara langsung menanggapi latihan terarkhi itu, namun AS mengakui pendekatan secara hukum wilayah laut dan udara sesuai dengan hukum internasional.

“Kami terus memantau perkembangan dari dekat di kawasan itu. Kami tidak punya komentar spesifik mengenai aktivitas Angkatan Laut China baru-baru ini, namun kami akan terus mengamati perkembangan aktivitas militer China di kawasan tersebut,” kata juru bicara Pentagon, Gary Ross, kepada Kantor Berita Reuters.

Kapal induk Liaoning turut ambil bagian dalam latihan-latihan sebelumnya, termasuk di Laut China Selatan, namun China dalam beberapa tahun menyelesaikan operasi kapal induknya mirip dengan milik Amerika Serikat yang telah bekerja selama beberapa dasawarsa.

Pada Desember, Kementerian Pertahanan memastikan bahwa China telah membangun kapal induk keduanya, namun belum jelas tanggal peluncurannya. Program kapal induk tersebut merupakan rahasia negara.

Beijing akan membangun beberapa kapal induk selama 15 tahun ke depan, demikian Pentagon dalam laporannya pada tahun lalu.

China mengklaim kedaulatan Taiwan sejak 1949 saat pasukan Partai Komunis pimpinan Mao Zedong memenangi perang saudara dan Partai Nasional pimpinan Chiang Kai-shek melarikan diri ke Pulau Taiwan.

Beijing berjanji membawa Taiwan di bawah kekuasaan dengan menggunakan kekuatan jika diperlukan. (ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka