Karyawan penukaran mata uang asing menunjukkan mata uang dolar dan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (9/11). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada saat jeda siang ini kian terpuruk di zona merah. Rupiah ditutup terapresiasi tipis 0,02% atau 2 poin ke level Rp13.084 per dolar AS setelah diperdagangkan pada kisaran Rp13.058 – Rp13.099 per dolar AS. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Laju nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan di pasar valuta asing di hari ini masih menunjukkan pelemahannya. Sentimen domestik yang paling diandalkan rupiah ternyata masih tak ada sama sekali.

Sehingga harapan para pelaku pasar agar rupiah bisa menguat pada perdagangan hari ini sepertinya susah terwujud di saat USD yang masih perkasa.

“Laju USD masih menunjukkan penguatannya. Sehingga dengan kondisi itu ditambah minimnya sentimen dari dalam negeri, pelaku pasar hanya berharap pelemahan rupiah dapat lebih terbatas,” jelas analis senior PT Binaartha Securities, Reza Priyambada, di Jakarta, Rabu (28/12).

Untuk itu, di tengah penguatan USD tersebut diperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran level support Rp13.452. “Sementara level resisten rupiah akan berada di rentang Rp13.409,” jelas dia.

Kondisi itu terjadi, menurut Reza, karena masih minimnya transaksi pasca libur panjang natal yang membuat sejumlah mata uang, termasuk rupiah kembali mengalami pelemahan.

Sehingga, data-data ekonomi yang ditunjukkan negara seperti Jepang pun tak mampu membuat USD melemah. Ditambah lagi dari sisi sentimen domestik, tak banyak sentimen yang secara signfikan memengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah.

Bahkan, kondisi kenaikan harga minyak mentah dalam beberapa hari terakhir pun, disebut Reza, berpengaruh terhadap kenaikan USD.

“Karena kenaikan harga minyak itu dipandang mampu mendongkrak level inflasi AS yang berujung pada kenaikan tingkat suku bunga di negeri itu. Kondisi tersebut membuat laju USD masih bergerak di zona positifnya,” papar Reza.

Menurut Reza, di tengah sutuasi rupiah yabg masih di zona merah, para pelaku passr tentu berharap pelemahan itu dapat lebih terbatas, karena rupiah sendiri sedang dalam tren sideways-nya.

“Tetap waspadai sentimen yang ada,” pungkas Reza.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka