Jakarta, Aktual.com – Pemerintah mengklaim realisasi produksi minyak dan gas bumi (migas) pada tahun 2016 telah melampaui target. Hal tersebut sesuai target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016.
Dari catatan yang ada, rata-rata produksi minyak bumi sebesar 831 ribu MBOPD (Thousand Barrels of Oil per Day), sedangkan produksi gas bumi mencapai 1.418 MBOEPD. (Thousand Barrels of Oil Equivalents per Day).
“Total produksi migas sebesar 2.249 MBOEPD atau 114 persen dari target dalam APBNP 2016 sebesar 1.970 MBOEPD,” ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, secara tertulis di Jakarta, Minggu (1/1).
Sementara untuk lifting migas, lanjut Jonan, mencapai 2.000 MBOEPD atau lebih tinggi dari target 2016 yang sebesar 1.970 MBOEPD.
“Lifting minyak bumi sebesar 820,3 MBOPD dan gas bumi 1.181,5 MBOEPD atau 102 persen dari target. Dalam APBNP 2016 ditargetkan 820 MBOPD untuk minyak dan 1.150 MBOEPD untuk gas. Apresiasi saya untuk kerja keras seluruh pihak,” ungkap Menteri ESDM.
Kemudian Jonan menyatakan komitmennya untuk senantiasa mendorong iklim investasi di subsektor migas agar menjadi lebih bergairah. Diantara kebijakan fiskal yang diupayakan dengan cara mendorong revisi atas Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2010 terkait Cost Recovery.
Dia menyadari bahwa, dalam dua tahun terakhir, industri migas mengalami tantangan rendahnya harga minyak, sehingga berdampak pada aktifitas migas khususnya eksplorasi. Revisi PP tersebut, diharapkan dapat membuat aktifitas eksplorasi migas meningkat, sehingga peluang penemuan cadangan migas lebih tinggi.
Selain itu, Pemerintah juga menyiapkan skema Kontrak Bagi Hasil Migas Gross Split. Melalui skema ini, diharapkan mampu melakukan efisiensi, menyederhanakan birokrasi serta mempercepat dan mengefektifkan eksplorasi juga eksploitasi.
“Skema bagi hasil gross split migas disusun dengan tetap mendorong penguatan industri di dalam negeri,” pungkas Menteri Jonan.
(Laporan: Dadangsah Dapunta)
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka