China Konsisten Masuk 5 Besar Investor di RI. (ilustrasi/aktual.com)
China Konsisten Masuk 5 Besar Investor di RI. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Ekonomi China tengah berada di bawah tekanan utang raksasa, nilainya mencapai US$28,2 triliun, atau sekitar Rp366 ribu triliun. Ini 100 kali utang luar negeri Indonesia.

Dengan utang sebesar itu, Negeri Tirai Bambu berpotensi menjadi penyebab krisis global seperti AS pada saat tahun 2008 lalu. Tapi sayangnya, kebijakan di bawah kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) malah terus merapat ke pemerintahan China.

“Pemerintah Indonesia sepertinya hendak memainkan peran menjadi pelampung penyalamat bagi China. Caranya dengan menyerahkan semua proyek infrastruktur raksasa kepada China,” tegas pengamat ekonomi politik Salamuddin Daeng, kepada Aktual.com, Minggu (1/1).

Dengan memegang kontrak infrastruktur itu, beserta hak atas tanah, kata dia, maka China bisa mengagunkan kontrak dengan Indonesia ke pasar keuangan global dan membentuk kembali gelembung keuangan China itu.

“Itulah mengapa sejak awal Pemerintah Jokowi sangat getol bicara infrastruktur. Tidak main-main, infrastruktur itu termasuk mega proyek,” ungkapnya.

Untuk itu, infrastruktur raksasa seperti tol laut, tol darat, pelabuhan, bandara, kereta api, monorel, MRT, dan lainnya digadaikan ke Chinam “Padahal semua itu adalah infrastruktur yang menelan dana sekitar ratusan triliun rupiah,” jelas dia.

Padahal, menurut dia, utang China telah meningkat sangat pesat sejak 2007. Peningkatannya mencapai US$ 20,8 triliun.

“China menguasai dua pertiga dari peningktan utang global dalam rentang waktu 2007-2014 sebesar US$ 57 triliun. Sekarang utang ekonomi China mencapai 286% terhadao GDP negaranya dan terus meningkat,” papar dia.

Apalagi pertumbuhan ekonomi China terus merosot, semula sempat 7%, tahun ini diperkirakan hanya akan tumbuh 6% dan tahun-tahun berikutnya hanya akan capai 4 %.

“Kondisi ekonomi China merupakan alarm bagi ekonomi global. Karena jika utang raksasa China jatuh, maka puing krisis 2008 yang melanda ekonomi AS akan terulang di China. Asia yang paling terdampak,” pungkas dia.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan