Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengusulkan moratorium ujian nasional (UN) pada 2017. (ilustrasi/aktual.com)
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengusulkan moratorium ujian nasional (UN) pada 2017. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi kembali mengunjungi Pidie Jaya, Aceh, Minggu-Senin (1-2/1). Kunjungan kali ketiga ini untuk memastikan percepatan revitalisasi sekolah pasca gempa pada 7 Desember lalu.

Dalam kesempatan itu, Mendikbud melihat langsung proses belajar-mengajar yang sudah berlangsung di tenda-tenda darurat sekaligus memeriksa perkembangan pembangunan sekolah darurat. Mendikbud didampingi beberapa ‘anak buahnya’.

Diantaranya Sekjen Kemendikbud Didik Suhardi, Dirjen Dikdasmen Hamid Muhammad, Direktur Pembinaan SD Wowon Wirdiyat dan Direktur Pembinaan Pendidikan dan Layanan Khusus Renani Pantjastuti, Stafsus Bidang Monitoring Implementasi Kebijakan Alpha Amirrachman dan Stafsus Bidang Hubungan Antar Lembaga Fajar Riza Ul Haq.

Selain itu, kunjungan juga diikuti Deputi Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tri Budiarto, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh Darjo dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pidie Jaya Syaiful

Mendikbud mengunjungi dan berbicara dengan siswa SDN Jiem Jiem, SMPN 3 Bandar Baru, TK Al Hidayah, SDN Jalan Rata, SMK Kesehatan Putra Nanggroe dan SMAN 1 Trienggadeng. Kehadirannya disambut gembira guru dan siswa walaupun mereka harus melaksanakan proses belajar mengajar di tenda-tenda darurat.

Sejauh ini, sudah didirikan 170 tenda di 68 titik lokasi sekolah. Kementerian PUPR saat ini tengah membangun 158 ruang kelas sementara di 28 titik lokasi sekolah yang rusak berat.

“Saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada guru dan siswa yang dengan semangat tinggi kembali ke sekolah walau dengan berbagai keterbatasan,” kata Muhadjir saat berbincang dengan Kepala Sekolah SDN Jalan Rata, Hamdiah.

Disampaikan, pembangunan ruang kelas darurat dan gedung permanen menjadi tanggung jawab KemenPUPR dengan anggaran dari BNPB, sementara Kemendikbud bertanggung jawab untuk menyediakan mebeler dan peralatan pembelajaran.

Diharapkan KemenPUPR segera menuntaskan pembangunan ruang kelas sementara dan memulai pembangunan gedung sekolah permanen, sehingga Kemendikbud dapat memenuhi kewajibannya menyediakan mebeler dan alat pembelajaran yang dibutuhkan ruang-ruang kelas nanti.

Muhadjir juga mengharapkan sekolah yang rusak ringan bisa mengajak siswanya kembali ke sekolah. Proses itu bisa dijalankan beriringan dengan trauma healing dan bimbingan psikososial dari Kemendikbud.

Hasil pemantauan Tim Kemdikbud, dilaporlkan kerusakan sarana dan prasarana pendidikan dan kebudayaan terdapat 65 sekolah yang mengalami kerusakan. Jumlah itu terdiri dari 35 SD, 11 SMP, 13 SMA dan 6 SMK. Berikut 81 fasilitas PAUD dengan tingkat rusak sedang dan berat.

Rencananya, pemenuhan kebutuhan bantuan pasca gempa Aceh dengan total anggaran sekitar Rp.68,2 miliar, dengan rincian pada tahun 2016 akan disalurkan sebesar Rp.25,8 miliar, dan tahun anggaran 2017 dialokasikan sebesar Rp.42,4 miliar.

Laporan: Soemitro

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu