Jakarta, Aktual.Com-Ilham Sani selaku Wakil Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI)mengatakan dirinya merasa bersyukur pasalnya pergantian tahun 2016 ke 2017 berjalan aman dan damai.
“Alhamdulillah, pergantian tahun 2016 ke 2017 berlangsung dengan semarak namun tetap aman dan damai,” ucap dia melalui perangkat seluler di Jakarta, Selasa (3/1/2016).
Hal tersebut kata Ilham tentunya tidak lepas dari peran aktif intelijen dan Polri dalam mengantisipasi potensi gangguan dan ancaman keamanan, khususnya terkait terorisme.
“Terlepas dari itu, tahun 2017 memang baru berusia beberapa hari, namun sudah banyak asa dan cita menanti, mulai dari level individu hingga global serta mencakup multi-dimensi, dari dimensi ekonomi, kemajuan teknologi, hingga perdamaian dunia. Kita harus songsong 2017 dengan semangat 45, maju terus pantang mundur dan hadapi dengan optimis,” imbuh dia.
Seluruh asa dan cita tersebut sambung Ilham tentunya harus dibarengi dengan usaha dan doa.
“Bagi para konstestan yang akan bertarung pada pilkada serentak Februari 2017, tentunya tidak ada waktu berleha-leha untuk merebut hati para pemilih. Hal yang sama juga seharusnya menjadi tanggung jawab masyarakat, dengan cara menggunakan waktu kampanye untuk mencerna, menimbang, serta menguji validitas dan visibilitas tawaran program dan gagasan dari tiap-tiap calon kepala daerahnya masing-masing,” kata dia.
Masyarakat tambah Ilham perlu diingatkan, bahwa pada 2017, bukan hanya DKI yang akan menggelar pilkada, namun ada 100 daerah lainnya (7 Provinsi, 76 kabupaten, dan 8 kota) yang juga akan menentukan nasib rakyatnya selama 5 tahun ke depan.
“Gelaran pilkada serentak di awal tahun 2017, harus menjadi salah satu wujud usaha dan doa dari seluruh anak bangsa untuk memenuhi asa dan cita dalam perbaikan ekonomi, keamanan, serta persatuan dan perdamaian,” kata dia.
Ilham melanjutkan masih maraknya kasus korupsi oleh kepala daerah tentunya harus menjadi bahan renungan bagi masyarakat pemilihnya, karena demokrasi esensinya adalah dari, oleh dan untuk rakyat. Tiap-tiap warga negara yang telah memiliki hak untuk memilih perlu bertanya kepada dirinya sendiri,
“Siapa pelayan yang paling tulus, jujur, dan cakap untuk melayani aku dan keluarga ku selama 5 tahun ke depan?”. kata dia.
“Jangan biarkan kesempatan emas ini berlalu hanya demi uang belanja seminggu! Yang baru belum tentu tidak bermutu, namun yang telah teruji dan terbukti pastilah yang terbaik,” tambah dia.
Di luar hiruk-pikuk pilkada serentak, ujar Ilham masih banyak hal yang harus dikerjakan oleh pemerintah, namun mustahil berhasil tanpa dukungan aktif masyarakat, antara lain: Tax Amnesty periode III (Januari-31Maret 2107), pembangunan infrastruktur dan energi listrik, kebijakan satu harga, pemberantasan trio kejahatan kemanusiaan korupsi-narkoba-terorisme, pengelolaan perbatasan, nation-building, penguatan ketahanan pangan, dan ratusan hingga ribuan permasalahan lainnya yang berserakan dari Sabang hingga Merauke.
“Semua hal tersebut tentunya menyita energi, waktu, dan sumber daya pemerintahan Jokowi, untuk itu peran aktif rakyat Indonesia menjadi sangat vital dan esensial dalam meringankan beban pemerintah sebagai pelayan masyarakat demi terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Baldatun Thoyyibatun wa Rabbun Ghofur. Aamiin, “tutup Ilham.
Artikel ini ditulis oleh:
Bawaan Situs