Jakarta, Aktual.com – Realisasi APBNP 2016 untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) memang mencatat angka melebihi target dalam APBN tahun lalu yaitu mencapai Rp262,4 triliun lebih besar dari yang ditargetkan sebesar Rp245,1 triliun.

Namun untuk PNBP sektor energi, ternyata pemerintah tak mampu berkutik terus anjlok dibanding tahun lalu yang justru harga komoditas sedang hancur-hancurnya.

“Penerimaan PNBP SDA (sumber saya alam) memang lebih rendah dibanding target dalam APBNP, meskipun asumsi harga minyak dan lifting migas cukup sesuai dengan asumsi dalam APBNP,” terang Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Selasa (3/1/2017).

Kendati asumsi harga minyak dan lifying migas sesuai, namun kata Sri Mulyani, menguatnya nilai tukar rupiah dan kenaikan cost recovery berpengaruh terhadap penerimaan PNBP.

“Untungnya ada pergeseran sumber penerimaan dari PNBP SDA ke PNBP yang bersumber dari penerimaan Kementerian/Lembaga (K/L),” ujar dia.

Pencapaian PNBP ini didukung oleh, pertama, adanya realisasi lifting migas yang melampaui target. Kedua, peningkatan peran dividen BUMN. Dan ketiga, adanya kinerja PNBP K/L yang lebih baik.

Untuk penerimaan SDA di tahun lalu cuma Rp 65,5 triliun dari target Rp90,5 triliun atau sekitar 72,3% terhadap APBNP 2016. Kalah jauh dari SDA di 2015 yang mencapai Rp101 triliun atau 84% terhadap APBNP 2015.

Sementara SDA Migas di APBNP 2016 cuma mencapai Rp44,9 triliun dari target di APBNP sebesar Rp68,7 triliun. “Realisasinya cuma sebesar 65,4% terhadap APBNP 2016. Di 2015 meang mencapa Rp 78,2 triliun,” ujar Menkeu.

Pewarta :Busthomi

Artikel ini ditulis oleh:

Bawaan Situs